Bagikan:

JAKARTA - Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, menanggapi momen Alexis Mac Allister membuat blunder yang berujung bobolnya gawang tim. Situasi itu terjadi ketika Liverpool menghadapi Brighton & Hove Albion.

Mac Allister ditunjuk sebagai starter untuk Liverpool saat jumpa Brighton di Amex Stadium pada Minggu, 8 Oktober. Hal ini merupakan pertemuan perdana bagi Mac Allister menghadapi tim yang pernah ia bela sejak 2019 hingga musim panas lalu.

Nyatanya pertemuan perdana dengan mantan tim ini tak berjalan mulus. Sebab Mac Allister malah melakukan kesalahan fatal pada menit ke-20 karena ia salah mengantisipasi operan Virgil van Dijk.

Pemain 24 tahun itu sepertinya dibayangi momen saat masih jadi bagian pemain Brighton.

Meski pada akhirnya Liverpool bisa menyamakan kedudukan 2-2 saat akhir laga, tapi blunder Mac Allister ini mendapat tanggapan santai dari Klopp.

"Hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah menghadapi mantan tim dan kemudian kembali bermain seperti biasa setelah melakukan kesalahan seperti yang dia (Alexis Mac Allister) lakukan,” kata Jurgen Klopp dilansir dari BBC pada Senin, 9 Oktober.

"Kami ingin memberikan tekanan tinggi kepada mereka (Brighton & Hove Albion) tapi mungkin waktu kami tidak tepat. Ada situasi yang nyaris terjadi ketika kami hampir mencapainya dan kemudian tantangan dalam kehidupan pesepakbola adalah untuk terus maju,” lanjut Klopp soal situasi yang terjadi di lapangan.

Meski laga berakhir imbang, Klopp tetap mengapresiasi apa yang telah dilakukan anak asuhnya di lapangan. Ia juga mengakui bahwa pasukan Brighton tampil dengan memberikan tekanan yang besar pada timnya.

"Para pemain mendapatkan cukup banyak imbalan atas upaya yang mereka lakukan. Menempatkan tim di bawah tekanan adalah hal yang penting dan itulah yang terjadi. Kesalahan bisa saja terjadi," kata Klopp memaklumi.

"Babak kedua kami memainkan serangan yang luar biasa dan diakhiri dengan tendangan Ryan Gravenberch yang membentur mistar gawang. Saya tidak berpikir Brighton akan menyerah tetapi itu pasti akan membantu kami. Setiap orang yang masuk, sulit mendapatkan ritme permainan dan hasilnya seri. Itu saja," tutup sang manajer.