Bagikan:

JAKARTA - Mantan striker Manchester United Zlatan Ibrahimovic memperingatkan manajer Erik ten Hag. Ibrahimovic khawatir bila Ten Hag sesungguhnya bukan sosok yang tepat untuk menangani MU.

Pasalnya, MU jelas sangat berbeda dengan Ajax Amsterdam, klub yang ditangani Ten Hag sebelum pindah ke MU.

Awal yang buruk bagi MU di kompetisi Premier League Inggris menjadi keprihatinan Ibrahimovic yang pernah bermain di Old Trafford selama dua musim, 2016-2018. Bagaimana tidak, salah satu raksasa Liga Inggris ini sudah menelan empat kekalahan dari tujuh pertandingan. Ini start terburuk MU selama 34 tahun terakhir.

Bahkan di pertandingan terakhir liga, MU dipaksa menyerah 1-0 oleh Crystal Palace. Ironisnya, saat bertemu Palace di Carabao Cup, MU malah menang telak 3-0.

Begitu pula di Liga Champions. MU melakukan start dengan kekalahan. Bermain di kandang Bayern Munchen, The Red Devils menyerah 4-3.

Hasil buruk di awal musim menjadikan Ibrahimovic merasa Ten Hag bukan sosok yang tepat melatih MU. Ten Hag dinilai tak punya pengalaman menangani MU dengan pemain yang memiliki ego besar seperti MU. 

Ibrahimovic yang juga pernah bermain di Ajax menuturkan, bila kedua tim memiliki perbedaan yang sangat besar. Dia menilai belum saatnya Ten Hag melatih tim besar meski meraih sukses di Ajax.

"Dari Ajax ke MU jelas itu sebuah perbedaan yang sangat besar. Saya pernah bermain di dua klub itu. Ada perbedaan soal kedisiplinan," kata Ibrahimovic.

"Ajax merupakan klub yang memiliki banyak pemain bertalenta. Bahkan Ajax adalah klub dengan talenta terbaik dan mereka tak punya pemain bintang," ujarnya.

"Lalu pengalaman apa yang dimiliki dia [Ten Hag]. Dia memang sukses melatih pemain muda bertalenta. Tetapi dia kemudian datang ke MU dengan kondisi mentalitas yang berbeda," jawab Ibra melanjutkan.

Menurut dia pemain MU tidak bisa mendapat perlakuan yang sama dengan pemain Ajax. Ten Hag memang menunjukkan kekuasaannya sebagai bos di MU seperti era Sir Alex Ferguson.

Dirinya mendepak sang bintang, Cristiano Ronaldo dan melepas kiper David de Gea, pemain paling senior di MU. Terakhir, Ten Hag ribut dengan pemain sayap Jadon Sancho. Bahkan Sancho, atas perintah Ten Hag, sampai tak diizinkan memakai fasilitas tim utama.

Hal sama pernah dilakukan Ferguson saat mendepak sejumlah pemain bintang MU. Namun dia mendapat pemain pengganti yang akhirnya membawa MU ke puncak kejayaan.  

"Berapa lama waktu yang diberikan kepada pelatih? Semua itu tergantung kepada pemilik. Bila Anda sibuk mendengarkan suara fans, jelas Anda tak akan punya waktu karena mereka hanya ingin menang. Saya paham karena MU memang sudah sering menang dan juara. Jadi suporter ingin selalu menang," ucap Ibra yang membawa MU memenangi Liga Europa, Carabao Cup dan Community Shield.

"MU selalu menjadi juara. Mereka memenangi titel setiap tahun. Kini, situasinya sudah berubah. Kali ini, Manchester City, tim tetangga yang mendominasi," ujarnya.

Menurut Ibrahimovic terpuruknya MU menjadi tanggung jawab semua pihak. Tidak hanya Ten Hag tetapi juga skuat dan manajerial yang harus berjalan di jalur yang tepat.

Musim lalu, Ten Hag membawa MU memenangi Carabao Cup dan menduduki peringkat tiga sehingga bisa berkompetisi di Liga Champions. Namun MU gagal membendung Man City menyamai rekor mereka dengan meraih treble atau tiga gelar dalam satu musim.

MU berpeluang menggagalkan upaya itu karena melangkah ke final Piala FA. Hanya saja, Man City yang merengkuh trofi setelah menang 2-1.