JAKARTA – Peluang Marc Marquez meraih kemenangan pertamanya sejak di Misano 2021 sirna setelah bendera merah dikibarkan pada lap 13 sebagai tanda MotoGP Jepang di sirkuit Motegi dihentikan.
Meski sempat tercecer dari grup terdepan dalam kondisi lembab, posisi Marquez semakin kuat seiring hujan yang semakin deras. Setelah menyalip Marco Bezzecchi, The Baby Alien mulai merangsek ke depan sebelum bendera merah dikibarkan.
Meski merasa kecewa, pebalap asal Spanyol itu menyebut keputusan Race Director untuk mengibarkan bendera merah merupakan keputusan yang adil bagi seluruh pebalap.
“Bendera merah berada pada waktu yang tepat. Memang benar bahwa bendera merah dikibarkan ketika saya menjadi yang tercepat, namun kami harus bersikap adil. Bahkan sebelum bendera merah, saya angkat tangan karena terlalu berbahaya. Balapan basah sangat panjang,” ujar Marquez pada TNT Sport.
“Awalnya saya sangat tenang, perasaan itu tidak ada. Saya bilang 'sabar'. Ketika ada lebih banyak air di lintasan, saya mulai menyerang, membalap dengan cara yang baik, menyalip pebalap. Kecepatannya ada di sana. Bendera merah kedua terlalu berbahaya. Tidak ada cahaya, banyak air. Race Director melakukan pilihan yang benar,” sambung Marquez.
BACA JUGA:
Race Director MotoGP Jepang mengibarkan bendera merah tanda perlombaan dihentikan saat memasuki lap ke-13. Rencana melakukan start ulang dibatalkan karena hujan tak kunjung reda, dan Jorge Martin dinyatakan sebagai juara karena saat itu sedang memimpin lomba. Keputusan tersebut sah, sebab balap telah digelar lebih dari setengah perlombaan yang berdurasi 24 putaran.
Keputusan tersebut tak hanya menguntungkan Martin, yang kini hanya terpaut tiga angka dari pemimpin klasemen sementara pebalap, Francesco Bagnaia, namun juga untuk Marc Marquez. Pebalap tim pabrikan Honda itu meraih podium ketiga, satu tempat di belakang Bagnaia.