Bagikan:

JAKARTA - Madura United memutuskan menempuh upaya hukum setelah media officer mereka Ferdiansyah Alifurrahman dikeroyok oleh orang yang tidak dikenal.

Kejadian tersebut terjadi pasca laga tandang melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Minggu, 24 September, kemarin. Ferdiansyah tertimpa insiden itu saat menghadiri sesi jumpa pers.

"Madura United FC mengutuk keras atas kejadian ini. Kami berpendapat bahwa stadion seharusnya menjadi tempat yang ramah bagi semua orang terutama bagi kedua tim yang bertanding. Terlebih kejadian ini terjadi di ruang media conference yang seharusnya menjadi ruang terbatas diperuntukkan bagi personil yang terdaftar," kata Manajer Tim Madura United Umar Wachdin, dikutip situs klub.

"Kami akan melakukan protes resmi kepada operator liga atas ketidaknyamanan ini, selain kami juga menempuh upaya hukum demi terangnya insiden ini," ia menambahkan.

Madura United merinci, kejadian itu menimpa media officer mereka saat setelah konferensi pers usai laga tengah berlangsung. Di tengah sesi ada sekelompok oknum yang yang tidak menggunakan tanda pengenal masuk ke dalam ruangan berlangsungnya konferensi pers dengan menggunakan penutup wajah.

Ada salah satu oknum kemudian berupaya bertindak agresif di meja konferensi persi, di mana tempat pelatih dan pemain Madura United duduk. Media officer tersebut pun sigap memilih untuk menghentikan preskon dan meminta pemain dan pelatih agar segera masuk ke ruang ganti.

Sialnya, setelah pemain dan pelatih masuk ke ruang ganti, Ferdiansyah justru masih tertinggal di ruangan konferensi persi. Dia pun kemudian didekap dan di dorong oleh oknum yang lain dan selanjutnya di seret ke arah pintu masuk pemain.

Dia kemudian dikeroyok beberapa oknum lain yang sebelumnya menunggu di luar ruangan tersebut.

"Mujurnya media officer kami berhasil meloloskan diri untuk kemudian ditolong oleh petugas internal dan dibawa ke ruang medis untuk dilakukan perawatan atas luka yang diderita," jelas Madura United.