JAKARTA - Seri ke-14 MotoGP 2023 akan digelar di Sirkuit Buddh, India pada 22-24 September. Ini pertama kalinya India menggelar balapan MotoGP.
Jelang balapan, persiapan terus dimatangkan. Namun muncul kekacauan yang serius. Banyak kru tim MotoGP hingga Moto3 dan jurnalis yang ketinggalan pesawat ke India karena masalah visa.
Dikutip dari Speedweek, Rabu 20 September, pihak Honda Racing Corporation (HRC) menyatakan ada sekitar 30 anggota timnya yang tidak mendapatkan visa ke India jelang keberangkatan pada Senin, 18 September lalu.
Alhasil banyak dari mereka harus ketinggalan pesawat. "Lebih dari 30 orang anggota tim kami tidak bisa naik pesawat," ujar juru bicara HRC.
Tim Liqui Moly Moto3 ternyata juga mengalami masalah serupa. Sang pemilik tim, Peter Ottl mengatakan dari 14 anggota timnya, hanya tiga yang mendapatkan visa hingga hari keberangkatan.
Sedangkan 11 orang lainnya tidak dapat visa hingga akhirnya mereka harus membeli tiket penerbangan yang baru.
"Ditambah lagi, foto seorang mekanik dari Moto2 masuk ke visa saya. Koordinator tim kami, Susanna Sola, justru mendapat visa hingga dua kali,” ucap Ottl.
BACA JUGA:
Masalah yang sama juga dialami tim KTM. Wakil Presiden Road Racing Pierer Mobility AG, Jens Hainbach, pemilik tim KTM, Gasgas, dan Husqvarna mengatakan ada 50 anggota timnya belum mendapat visa satu hari sebelum penerbangan.
"Salah satu anggota tim kami di Moto3 sudah terbang ke India, tapi dia belum mendapatkan visa,” ujar Hainbach.
Kekacauan jelang MotoGP India 2023 tak berhenti soap masalah visa. Biaya hotel, kendaraan shuttle tim, hingga biaya sewa motor untuk jurnalis juga disebut sangat mahal.
Selain itu pihak panitia lokal MotoGP India 2023 dikritik terkait kendaraan kargo yang membawa logistik berupa barang-barang berharga, termasuk sepeda motor MotoGP yang harganya ratusan miliar rupiah.
Kargo berharga itu diangkut dari Bandara New Delhi ke Sirkuit Buddh hanya menggunakan truk terbuka tanpa kontainer. Beruntung tidak ada masalah berarti hingga kargo tiba di sirkuit.