Bagikan:

SEMARANG - Empat penggawa Timnas Indonesia U-22 bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah yang juga calon Presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, Senin, 22 Mei.

Empat penggawa Timnas Indonesia U-22 itu adalah Alfreanda Dewangga Santosa, Ernando Ari Sutaryadi, Amiruddin Bagas Kaffa, dan Ilham Rio Fahmi. Keempatnya merupakan pesepakbola asal Jateng yang ikut mengharumkan nama Indonesia di ajang Sea Games 2023 Kamboja.

Di hadapan Ganjar, empat pemain tersebut bercerita banyak hal. Mulai dari laga final Sea Games, hingga awal mula memulai karier dan dukungan besar keluarga.

"Malam ini saya kedatangan anak-anak yang kemarin menggemparkan Asean, dunia, dan Indonesia. Anak-anak yang keren," kata Ganjar membuka obrolan

Mereka lalu berbincang soal final Sea Games melawan Thailand yang berakhir dengan skor 5-2 untuk kemenangan Indonesia. Dipaparkan bagaimana suasana partai final yang berlangsung dramatis dan menegangkan itu.

"Emosional, karena final. Kedua, karena melawan rival bebuyutan di Asia tenggara," ujar Rio Fahmi.

Kemudian Dewangga menambahkan bagaimana suasana pada menit akhir saat kedudukan masih 2-1 untuk Indonesia. Saat itu, baik pemain dan official menganggap wasit sudah meniup peluit panjang pertandingan.

"Di bench sudah lihat waktu. Sudah lebih dari tujuh menit. Dikira dua peluit ternyata masih satu peluit. Terbawa suasana tegang. Waktu kedudukan 2 sama sempat down, tapi saling memberikan dukungan," ujar bek timnas asal Kota Semarang itu.

Ganjar kemudian bertanya kepada para pemain tentang siapa orang yang pertama kali dihubungi saat dipastikan juara. Keempatnya ternyata kompak menjawab orangtua, khususnya ibu mereka.

"Saya langsung lari ambil handphone untuk telepon ibu. Kebetulan orangtua sedang umroh. Saya bilang 'Bu, saya juara' dan beliau langsung bersyukur di depan Ka'bah," ujar Ernando Ari yang saat itu mengawal gawang Indonesia di partai final.

Selain itu, Ganjar juga mendapatkan cerita dari Rio Fahmi yang dulu setelah lulus SMA pada tahun 2017 kerja di konter handphone. Ia kerja selama setahun sebelum akhirnya mendapat kesempatan untuk seleksi di Jakarta. Seleksi itu didapat atas dukungan dari pelatih semasa kecilnya di Banjarnegara.

Ganjar yang mendengarkan cerita dari para pemain timnas, mengaku terharu dan bangga. Ternyata, di balik prestasi yang diperoleh ada dukungan dari keluarga, orang terdekat, dan perjuangan berlatih sejak usia dini.

"Betapa mereka perjuangannya dahsyat. Mereka sejak kecil sudah berlatih, rata-rata kelas 1 atau 2 SD mereka sudah masuk ke SSB. Artinya perjuangannya sangat panjang. Makanya tadi kita omongkan di luar teknis sepak bola, saya tanya siapa orang pertama yang kamu hubungi, ternyata semua mengatakan ibu. Hebat sekali,"ujar Ganjar.

Ganjar menambahkan, dari cerita para pemain Timnas Indonesia U-22, diketahui di balik kesuksesan anak-anak hebat, selalu ada dukungan banyak pihak, khususnya keluarga.

"Bahkan tadi ada yang sampai lari ambil handphone setelah mau selebrasi telepon ibunya, luar biasa," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan selain para pemain Timnas U-22 itu banyak juga atlet dari Jawa Tengah yang menyumbangkan medali emas pada ajang Sea Games 2023 lalu. Setidaknya, ada sekitar 40 medali yang disumbangkan atlet dari Jawa Tengah.

"Artinya ada harapan masa depan yang pemerintah musti siapkan. Beberapa di antaranya tadi pengen jadi PNS. Maka penting kemudian kita memberikan semacam reward hadiah kepada mereka.

Penghargaan dan penghormatan kepada mereka untuk mendapatkan profesi yang baik untuk masa depan," katanya.

Penghargaan itu akan menginspirasi atlet lain agar memiliki motivasi untuk berprestasi. Juga menginspirasi agar kelak memiliki mental juara seperti detik-detik mengahadapi final Sea Games lalu.

"Ternyata mereka saling menguatkan, psikolognya hebat, pelatihnya juga hebat, dan sampai kemudian juara. Tentu masih akan ada harapan berikutnya mereka ingin melakukan selebrasi untuk juara-juara berikutnya. Tapi, masa depan mereka juga harus kita perhatikan sehingga ini akan menginspirasi yang lain untuk seperti mereka," ungkap Ganjar.