Janji Manis Wimbledon untuk Meredam Gejolak usai Mencabut Larangan Tampil untuk Petenis Rusia dan Belarusia
Ilustrasi turnamen tenis Wimbledon. (Foto: Twitter/@Wimbledon)

Bagikan:

JAKARTA - Larangan untuk petenis Rusia dan Belarusia tampil di Wimbledon telah dicabut sejak Maret. Seiring dengam kebijakan itu, penyelenggara menjanjikan tambahan dukungan keuangan untuk Ukraina.

Dalam konferensi pers untuk mengumumkan rencana turnamen Wimbledon 2023, Penyelenggara turnamen Wimbledon, All England Lawn Tennis Club (AELTC) mengungkapkan, sebesar satu poundsterling dari setiap tiket yang terjual akan disumbangkan untuk Ukraina.

Diperkirakan total uang yang disisihkan penjualan tiket itu bakal lebih dari 500.000 poundsterling (sekitar Rp 9,4 miliar). Pendanaan akan diberikan pada salah satu hari dalam turnamen untuk 1.000 pengungsi Ukraina.

Selain menawarkan bantuan uang untuk para pengungsi, penyelenggara Wimbledon juga menawarkan dua kamar hotel gratis bagi pemain Ukraina berikut fasilitas pelatihan sesi turnamen lapangan rumput musim panas itu.

Pada Maret lalu, AELTC menyatakan, tidak akan melanjutkan larangan untuk petenis Rusia dan Belarusia. Langkah ini diambil setelah mereka kehilangan poin peringkat dan dihukum WTA dan ATP dengan denda yang besar.

Namun, ada syarat yang harus dipenuhi petenis dari Rusia dan Belarus untuk bisa mengikuti turnamen Grand Slam yang dimulai pada 3 Juli tersebut. Mereka harus siap tampil sebagai atlet "netral" dan mematuhi persyaratan tertentu, termasuk larangan menyatakan dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina.

"Pengumuman kami dibuat bulan lalu setelah melalui pertimbangan yang cermat dan mendalam," kata ketua AELTC Ian Hewitt seperti dikutip AFP yang dilansir Antara.

"Pada saat itu, kami menetapkan faktor-faktor yang menginformasikan keputusan kami dan penyebabnya, dengan mempertimbangkan semua keadaan, kami menganggap ini sebagai pengaturan yang tepat untuk Wimbledon tahun ini."

"Itu adalah keputusan yang sulit dan menantang, yang dibuat dengan dukungan penuh dari pemerintah Inggris kami dan badan-badan pemangku kepentingan internasional dalam tenis, tetapi tidak mengurangi kecaman total kami atas invasi ilegal Rusia ke Ukraina," lanjut pernyataan AELTC.

Petenis Rusia Daniil Medvedev dan Andrey Rublev sama-sama berada di peringkat enam besar tunggal putra. Sementara petenis nomor dua dunia putri Belarus Aryna Sabalenka memenangkan turnamen Grand Slam Australian Open awal tahun ini.