Presiden FIFA Murka Terhadap Rasisme yang Menimpa Romelu Lukaku di Laga Inter Milan vs Juventus
Pemain Inter Milan, Romelu Lukaku. (Foto: Twitter @inter)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengutuk keras terhadap aksi rasisme yang diterima Romelu Lukaku di laga Inter Milan Vs Juventus. Infantino murka dengan tindakan penonton ke Lukaku yang terjadi di semifinal leg pertama Coppa Italia, Rabu, 5 April.

Sikap Infantino terhadap penolakan rasisme ditunjukan lewat pernyataan resmi yang juga ia bagikan di Instagramnya. Dalam pernyataan itu, Infantino menegaskan sepak bola tidak punya tempat untuk pelaku rasisme dan diskriminasi.

"Sepak bola tidak memiliki tempat untuk rasisme atau segala bentuk diskriminasi. Tidak dapat diterima untuk melihat pelecehan rasis yang ditujukan oleh penonton ke penyerang Inter Milan Romelu Lukaku selama pertandingan Coppa Italia melawan Juventus di Turin pada 4 April," tulis Infantino.

Infantino kemudian menegaskan, ia berada di belakang dan mendukung penuh Romelu Lukaku serta para pesepakbola lainnya untuk tak mendapat perlakuan rasisme dan diskriminatif dalam bentuk apapun.

"FIFA dan saya pribadi mendukung Romelu Lukaku, sama seperti yang kami lakukan dengan pemain lain, pelatih, ofisial pertandingan, suporter, atau peserta pertandingan sepak bola yang mendapatkan rasisme atau bentuk diskriminasi lainnya," kata Infantino.

Sebagai bentuk nyata sikap tegasnya soal rasisme, Presiden FIFA itu meminta agar otoritas berwenang bisa memberikan sanksi serius kepada pelaku rasis.

"Para korban pelanggaran tersebut harus didukung, dan para pelaku dihukum sepatutnya oleh semua otoritas. Saya ulangi imbauan yang saya buat awal tahun ini agar para penggemar berdiri dan membungkam para pelaku rasis," tegas Infantino lagi.

"Sama halnya dalam sepak bola, kita perlu memastikan bahwa sanksi olahraga yang tegas diterapkan untuk mengatasi insiden semacam itu dan sebagai pencegahan."

"Sekali dan untuk selamanya: tidak untuk rasisme. Tidak untuk segala bentuk diskriminasi," Infantino menambahkan.

Sebelumnya Lukaku menjadi korban rasisme oleh oknum pendukung Juventus. Situasi bermula saat penyerang Inter Milan itu akan mengeksekusi penalti, saat yang sama penonton di belakang gawang meneriaki Lukaku dengan menirukan suara dan gerakan monyet.

Lukaku mampu menjawab rasisme itu lewat eksekusi penalti yang berbuah gol dengan selebrasi menutup mulut. Namun selebrasi itu membuat Lukaku malah mendapat kartu kuning karena dinilai sebagai bentuk provokasi.

Kartu kuning itu diterima Lukaku untuk yang kedua kalinya di laga ini, sehingga ia akhirnya harus menerima kartu merah dan meninggalkan lapangan.