Sir Jim Ratcliffe Masih Berpikir Bisnis, Tak Mau Beli Manchester United Jika Harganya Tak Masuk Akal
Manchester United. (Foto: Twitter @ManUtd)

Bagikan:

JAKARTA - Konglomerat asal Inggris, Sir Jim Ratcliffe enggan membeli Manchester United dengan harga yang tak masuk akal. Ini bisa jadi sinyal Ratchliffe menarik diri dari rencana pembelian klub papan atas Premier League Inggris tersebut.

Melansir AFP, Selasa, Ratcliffe membandingkan valuasi sebuah lukisan dan rumah, yang penentuan harganya tidak berdasarkan dari biaya untuk pembangunan atau ongkos untuk mengecat lukisan semata.

"Apa yang tidak ingin Anda lakukan adalah membayar harga yang bodoh untuk sesuatu karena kemudian Anda menyesalinya," kata pemilik perusahaan kimia INEOS ini kepada Wall Street Journal, dikutip via Antara.

Ratcliffe yang saat ini sudah memiliki klub asal Prancis, Nice, mengatakan semangatnya membeli Manchester United lebih kepada untuk memenangkan sesuatu dan aset komunitas, ketimbang menjadikannya sebagai aset finansial.

Ratcliffe merupakan salah satu penawar Manchester United bersamaan dengan bankir asal Qatar Sheikh Jasim Bin Hamad Al Thani. Pemilik mayoritas Manchester United, yakni pengusaha asal Amerika Serikat keluarga Glazer melego klub berjuluk Setan Merah tersebut secara resmi pada akhir 2022.

Ratcliffe dan Sheikh Jasim telah melepas penawaran pertama dengan harga yang berkisar 4,5 miliar dolar amerika serikat. Sementara keluarga Glazer memvaluasi klub peringkat tiga klasemen Liga Utama Inggris saat ini di kisaran 6 miliar dolar.

Perwakilan Sheikh Jasim maupun Sir Jim Ratcliffe sendiri sudah mengunjungi Old Trafford dan Carrington dalam proses tahapan penawaran Manchester United. Disebutkan bahwa manajemen Manchester United telah memberikan akses informasi finansial dan pengelolaan klub kepada para penawar untuk bisa menjadi pertimbangan pada proses penawaran tahap kedua.

Proses penawaran tahap kedua oleh para calon pembeli diberikan tenggat waktu hingga Rabu.

Elliott Investment Management juga dikabarkan sudah masuk dalam proses penawaran kedua. Namun perusahaan manajemen investasi itu lebih cenderung memberikan penawaran pembiayaan dana ketimbang untuk mengakuisisi klub.