Manchester City 'Melawan' Tuduhan dan Ancaman dari Premier League
Manchester City mendapat ancaman dari Premier League. (Foto: Twitter @ManCity)

Bagikan:

JAKARTA - Manchester City dibuat kaget dengan pengumuman yang dibuat Premier League Inggris. Otoritas Liga Inggris itu melayangkan tuduhan bahwa City telah melanggar sejumlah aturan Financial Fair Play (FFP).

Tuduhan ini merupakan hasil penyelidikan yang sudah dilakukan selama empat tahun. Pelanggaran aturan FFP itu diduga terjadi antara 2009 dan 2018.

Premier League juga menyebut City tidak bekerja sama sejak penyelidikan yang dimulai pada Desember 2018.

"Sesuai dengan Peraturan Premier League pasal 82 no.1, Premier League Inggris menegaskan bahwa hari ini telah merujuk sejumlah dugaan pelanggaran peraturan oleh Manchester City Football Club (Klub)," tulis Premier League Inggris di situs resmi mereka pada Senin, 6 Februari.

Pihak Premier League akan membentuk sebuah komisi independen untuk memproses pelanggaran tersebut.

"Anggota Komisi akan ditunjuk oleh Ketua Independen Panel Yudisial Liga Premier Inggris. Proses di hadapan Komisi akan dirahasiakan dan disidangkan secara pribadi," lanjut pernyataan tersebut.

Bak disambar petir di siang bolong, pihak The Citizens mengaku terkejut dengan tuduhan itu. Dalam pernyataan resminya, tim papan atas Premier League Inggris itu tetap membantah telah bersalah.

"Manchester City FC terkejut dengan dikeluarkannya dugaan pelanggaran Peraturan Premier League ini, terutama mengingat keterlibatan yang luas dan sejumlah besar materi terperinci yang telah disediakan oleh EPL," demikian pernyataan resmi City.

"Klub menyambut peninjauan masalah ini oleh komisi independen, untuk mempertimbangkan secara tidak memihak seluruh bukti tak terbantahkan yang ada untuk mendukung posisinya."

"Karena itu kami berharap masalah ini dihentikan untuk selamanya," lanjut pernyataan tersebut.

Ada lima poin yang jadi tuduhan Premier League Inggris terhadap City. Poin pertama tentang informasi keuangan yang akurat diperlukan terkait dengan pendapatan, termasuk penghasilan dari sponsor), pihak terkait, dan biaya operasionalnya.

Poin kedua soal pelanggaran perincian kontrak manajer. Premier League mempertanyakan persyaratan bagi klub untuk memasukkan perincian lengkap remunerasi manajer dan pemain dalam kontrak yang relevan.

Lalu poin berikutnya adalah pelanggaran terhadap aaturan Premier League yang mewajibkan klub anggota untuk mematuhi peraturan UEFA, termasuk Peraturan Perizinan Klub UEFA dan Peraturan Financial Fair Play.

Poin keempat berupa dugaan pelanggaran terkait dengan aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan EPL. Sementara poin terakhir, tentang 'Mewajibkan klub anggota untuk bekerja sama dengan, dan membantu, Liga Utama dalam penyelidikannya, termasuk dengan memberikan dokumen dan informasi kepada EPL dengan itikad baik'.

Manchester City terancam hukuman berat bila terbukti bersalah atas tuduhan dari Liga Premier Inggris. Sejumlah media Inggris mengatakan bisa mendapatkan pengurangan poin cukup besar yang akan memupuskan peluamg mereka menjadi juara liga musim ini.

Selain itu, ada juga ancaman sanksi larangan transfer pemain. Bahkan kabarnya, ada ancaman The Citizens terdegradasi.

City sebelumnya pernah mendapatkan hukuman oleh UEFA karena melakukan "pelanggaran serius" terhadap peraturan FFP antara tahun 2012 dan 2016.

Mereka sempat dilarang mengikuti Liga Champions atau kompetisi Eropa sebelum hukuman itu dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) akhir tahun 2020.