JAKARTA - PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3. Hal ini berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI, Kamis, 12 Januari.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengatakan, ada tiga faktor di balik keputusan ini. Mereka mengklaim, penghentian Liga 2 dan Liga 3 merupakan permintaan klub, rekomendasi tim transformasi sepak bola Indonesia, dan Perpol No. 10 Tahun 2022.
Tentunya penghentian kompetisi Liga 2 dan Liga 3 ini memunculkan efek domino. Namun, yang paling terdampak adalah orang yang terlibat di kompetisi tersebut, tak terkecuali pelatih dan pemain.
Jumlah pengangguran di Indonesia diyakini bakal karena terhentinya kompetisi. Apalagi di masa perekonomian yang belum menentu, pemain diprediksi sulit mencari tempat mencari nafkah demi menghidupi keluarga.
Pengamat sepak bola nasional, Rais Adnan, menilai para pemain adalah pihak yang paling dirugikan dengan keputusan PSSI ini. Pasalnya, sumber mata pencaharian mereka kini sudah direbut paksa.
"Pastinya pemain bakal menjadi yang dirugikan. Mana katanya ada yang masih ditunggak gajinya," tutur Rais saat dihubungi, Jumat, 13 Januari.
Menurutnya, nasib pemain harus menjadi perhatian klub dan juga PSSI. Dia berharap, bakal ada kompensasi yang diberikan kepada para pejuang di lapangan.