JAKARTA - Menjaga kesehatan mental penting dilakukan oleh semua orang dengan profesi apa pun, termasuk atlet esport, yang tidak jarang mengalami burn out atau kehilangan arah tujuan.
Menurut pelatih mental Akademi Garudaku Andromeda Manuputty pada level burn out, pemain merasa sudah selesai dengan karier yang dia jalani. Pada saat seperti itu penting untuk membuat ulang tujuan baru dalam kariernya.
"Contoh lain adalah tilting. Itu enggak bagus, kalau fisik seperti pingsan. Orang kalau pingsan terus menerus gimana? Itu harus dicari apa yang membuat dia tilting, itu dicarikan habit baru," ujar Andro kepada Antara di sela IESF Bali 14th World Esports Championship 2022 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, Kamis.
Selain itu, menurut Andro, mental block banyak dialami para pemain esport. Mereka biasanya memiliki pemikiran hanya mampu untuk mencapai posisi runner-up misalnya, atau berpikir pasti kalah menghadapi satu lawan tertentu.
Berlatih ekstra keras juga dapat mempengaruhi kesehatan mental para pemain. Sebab, latihan yang berlebihan akan mempengaruhi fisik yang juga berpengaruh pada kesehatan mental.
Ada banyak metode untuk menjaga kesehatan mental, yang menurut Andro berbeda bagi setiap pemain dan tiap timnya. Terlebih, jika mereka sedang berada di dalam kompetisi. Dalam hal ini, kesehatan mental yang dimaksud adalah mental performance.
"Secara mental dia sehat, dia waras. Sementara, mental performance, saya mau dapat juara, begitu tidak dapat juara, meaning itu yang harus diubah, juara bisa nanti didapatkan nanti," kata Andro, menambahkan bahwa para atlet esport dapat istirahat dan refreshing untuk mengembalikan performa mental mereka.
Andro melihat para atlet esport timnas Indonesia saat ini telah cukup mampu menjaga kesehatan mental mereka. Meskipun, ada beberapa kebiasaan yang harus diperbaiki dalam segi fisik untuk menunjang performa mereka.
"Mentalnya bagus, tapi kita mau untuk upgrade terus menerus, ada banyak upgrade yang ingin kita perbaiki, habit-habit seperti istirahat, kebiasaan substitusi, masih ada yang lari ke merokok, kurang percaya bahwa nutrisi itu penting, olahraga itu menunjang performa pikiran mereka. Nah itu yang perlu kita pelan-pelan geser," ujar Andro.
BACA JUGA:
Idealnya, Andro mengatakan setiap klub esport profesional memiliki pelatih mental untuk para pemainnya mengingat beban yang mereka hadapi cukup tinggi dalam turnamen mayor atau liga-liga utama.
Menjaga kesehatan mental juga penting dilakukan, sebab para pemain nantinya akan menjadi pelatih, bahkan pengurus federasi nasional, sehingga dapat mempengaruhi ekosistem esport ke depan.
Walaupun untuk saat ini, menurut Andro, belum diperlukan adanya regulasi khusus untuk mengatur kewajiban bagi klub esport menyediakan pelatih mental bagi para pemain.
"Kalau kita melihat mereka sebagai aset tentunya aset itu perlu kita jaga, dan baiknya kita jaga. Setelah mereka jadi pemain, selanjutnya jadi apa, mereka lah calon-calon pelatih kita, pengurus kita, itu kita akan menanamkan budaya seperti apa ke depannya, ini yang perlu kita perhatikan," kata Andro.
"Ke depannya saat ekosistemnya sudah mumpuni untuk mewajibkan itu secara peraturan, saya pikir harus dibuat, tapi yang saya lihat sekarang, yang saya amati sekarang memang belum sampai ke sana. Sekali lagi, saat ekosistemnya memang sudah kuat perlu diwajibkan secara regulasi," imbuhnya.