JAKARTA — Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana resmi mundur dari jabatannya. Ia meninggalkan posisinya setelah satu tahun lebih berada di sana.
Keputusan mundur ini disampaikan oleh Gilang dalam konferensi pers di markas Arema FC pada Sabtu, 29 Oktober. Ia pamit demi fokus dengan keluarga.
"Saya sudah berusaha memberikan semua yang terbaik untuk klub tetapi mungkin klub memerlukan sosok yang lebih baik lagi. Karena itu saya memutuskan untuk mundur sebagai Presiden Arema FC terhitung mulai hari ini," kata dia.
Gilang menduduki jabatan Presiden Arema FC sejak 6 Juni 2021. Di tahun pertamanya ia sukses memimpin tim berjuluk Singo Edan itu menjadi kampiun Piala Presiden.
Namun, perjalanannya bersama Arema berakhir kurang manis lantaran tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober silam yang memakan 135 korban jiwa. Insiden ini meninggalkan trauma yang membuatnya menarik diri.
Pengumuman mundur dilakukan Gilang setelah bertemu dengan jajaran manajemen Arema FC. Ia menyampaikan niat pengunduran diri dalam pertemuan itu secara resmi sekaligus berpamitan.
BACA JUGA:
"Saya ingin lebih fokus mengurus keluarga dan kembali ke kegiatan-kegiatan saya di luar sepak bola supaya dapat berkontribusi bagi Indonesia," ujar dia.
Gilang memastikan ia akan tetap mendukung keluarga korban sekalipun sudah mundur dari jabatannya. Bantuan itu pun sudah direalisasikan Gilang sejak hari pertama kejadian.
Bantuan itu di antaranya Crisis Center di Kandang Singa untuk memberikan respon cepat kepada keluarga korban. Proses pemulihan fisik dan mental para pemain dan official juga masuk perhatiannya.
"Begitu banyak yang ingin saya lakukan, tetapi posisi Presiden Arema FC adalah posisi kehormatan yang tidak memiliki legal standing. Posisi ini diberikan kepada saya oleh PT AABBI, pemilik Arema FC, karena perusahaan saya masuk sebagai salah satu sponsor dan investor kecil," kata dia.
Insiden di Kanjuruhan membuat kompetisi liga di Indonesia vakum hingga detik ini. PSSI dalam pernyataan terbaru memastikan akan mempercepat kongres luar biasa (KLB) dalam waktu dekat untuk memulihkan sepak bola nasional.