Bagikan:

KUDUS - Mantan pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky mengatakan bahwa kombinasi senior-junior kerap terbukti menjadi kesuksesan ganda campuran Indonesia dalam turnamen-turnamen besar.

Hal itu disampaikan Richard menanggapi prestasi sektor ganda campuran Indonesia yang tenggelam setelah Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad pensiun serta kepergian Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang terdegradasi dari Pelatnas PBSI.

Kondisi itu membuat ganda campuran pelatnas saat ini diisi oleh pemain-pemain muda yang seharusnya masih menjadi pelapis, seperti Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.

“Hanya menurut saya yang harus dipikirkan untuk ganda campuran itu ada kombinasi senior-junior. Sekarang PBSI memutuskan fokus kepada pasangan junior. Dan itu butuh waktu cukup panjang karena masih junior," kata Richard di sela-sela Audisi Umum PB Djarum dikutip Antara, Minggu 23 Oktober.

Padahal, lanjut Richard, regenasi ganda campuran di masa sebelumnya selalu berlanjut mulai dari Nova Widianto/Vita Marissa, Nova Widianto/Liliyana Natsir, Flendy Limpele/Vita Marissa, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, Praveen Jordan/Debby Susanto, hingga Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Menurut pria kelahiran Ternate itu, pemain-pemain muda masih membutuhkan bimbingan dan figur dari seniornya yang lebih berpengalaman. Oleh karena itu, kombinasi senior-junior pun dinilai merupakan langkah yang tepat untuk mematangkan para pemain muda.

Kombinasi senior-junior juga terbukti berhasil ketika Gloria Emanuelle Widjaja dipasangkan dengan Dejan Ferdinansyah. Sejak pertama kali debut pada awal tahun ini, Gloria/Dejan sudah mengumpulkan empat gelar juara.

“Jangan lihat Gloria, tetapi lihat ke depannya. Dejan masih junior, tetapi bisa mengejar berarti tren ganda campuran itu harus senior dan junior,”

“Kalau sama-sama muda, terkadang egonya keluar, merasa sama-sama bagus, jadi kadang-kadang berantem," kata Richard.

Pelatih yang membantu mengantarkan Liliyana/Tontowi meraih emas Olimpiade itu pun memahami kondisi ganda campuran Indonesia saat ini karena memang masih dihuni pemain-pemain muda yang kurang jam terbang.

Dia berharap pelatih ganda campuran Nova Widianto bisa sabar memulai semuanya dari bawah lagi.

“Saya selalu memasangkan senior dengan junior sehingga junior bisa sungkan dengan senior dan senior juga bisa membimbing yang junior. Begitu juniornya sudah matang, nah ini gantian. Dan itu memang berhasil menurut saya. Karena ganda campuran itu semakin senior semakin matang dan ganda campuran memang butuh kematangan dalam segala hal,” kata dia.