Pele Ikut Bersuara soal Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kekerasan Tidak Punya Tempat di Olahraga
Duka tragedi di Satdion Kanjuruhan, Malang. (Foto: Instagram @aremafcofficial)

Bagikan:

JAKARTA - Legenda sepak bola dunia, Pele ikut menyoroti tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menelan ratusan korban jiwa. Pele mengecam kejadian itu.

Mantan pemain timnas Brasil itu mengatakan bahwa kekerasan tak punya tempat sedikitpun dalam dunia olahraga.

Pele menyebut kejadian di Stadion Kanjuruhan sebagai bencana besar di dunia sepakbola. Apalagi dalam insiden itu ada 32 anak-anak yang turut jadi korban.

"ekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Ada 32 anak-anak dari 125 orang yang meninggal dunia. Kekerasan tak punya tempat dalam olahraga," kata Pele dalam sebuah unggahan melalui media sosialnya dikutip dari Antara.

Sang legenda menambahkan, kekecewaan atas kekalahan tim kesayangan tak bisa menjadi pembenaran untuk melakukan kekerasan. Justru olahraga dianggap Pele jadi wadah untuk saling menebar cinta.

"Tidak ada kekecewaan dari kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kasih kepada sesama manusia. Olahraga seharusnya menjadi wujud cinta," katanya menambahkan.

Tragedi Stadion Kanjuruhan pecah usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober malam WIB. Gesekan antara suporter Arema selaku tuan rumah dan pihak keamanan tak bisa terhindarkan. Gas air mata ditembakkan untuk mengurai massa justru jadi petaka yang memakan korban ratusan jiwa.

Buntut dari kejadian ini, PSSI selaku federasi sepakbola Tanah Air menghentikan sementara kompetisi Liga 1 2022/2023. Arema FC juga dijatuhi hukuman Komite Disiplin (Komdis PSSI) berupa larangan menyelenggarakan pertandingan di Malang dan sanksi denda sebesar Rp250 juta akibat tragedi tersebut.