Bagikan:

JAKARTA - Tragedi menyedihkan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober. Lebih dari 100 orang meninggal akibat insiden yang menarik perhatian dunia itu.

Ucapan duka terus mengalir untuk para korban, termasuk dari para peserta Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 yang berlangsung di Indonesia.

"Kami sangat berduka untuk Indonesia, untuk keluarga korban dan semuanya. Kalian tidak sendiri, kami bersama kalian," kata pelatih tim Uni Emirat Arab (UEA), Alberto Gonzalez, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 4 Oktober 2022.

Dia pun menegaskan pentingnya rasa kemanusiaan dan persaudaraan untuk melewati kesedihan itu bersama-sama. "Ada hal-hal yang lebih penting dari sepak bola," tutur Alberto.

Rasa berduka juga disampaikan pelatih Palestina Loay AlSalhe. Dia berharap, sepak bola Indonesia bisa melewati momen sulit ini.

"Saya dan semua yang ada di Federasi Sepak Bola Palestina berduka atas semua yang terjadi. Kami sangat sedih mendengar kabar itu," kata dia.

Pelatih Guam Samuel San Gil turut menyampaikan hal yang sama. Dia mengucapkan belasungkawa untuk para keluarga korban tragedi di Kanjuruhan.

"Saya mewakili Federasi Sepak Bola Guam menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban," ujar Samuel.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022/2023.

Pendukung tuan rumah yang kecewa masuk ke lapangan yang membuat pihak keamanan melepaskan tembakan gas air mata. Bukan cuma ke lapangan, gas tersebut juga ditembakkan ke tribun.

Akibatnya, puluhan ribu suporter di stadion panik dan berusaha mencari jalan keluar lantaran mereka kesulitan untuk bernapas. Akan tetapi, akses keluar terbatas sehingga membuat banyak dari mereka terhimpit dan terinjak-injak. Korban pun berjatuhan.