Bagikan:

JAKARTA - Penampilan tak meyakinkan timnas Inggris di UEFA Nations League menimbulkan tekanan pada Gareth Southgate. Sang manajer disarankan untuk meninggalkan jabatannya setelah Piala Dunia 2022 berakhir.

Namun, Southgate tak mau menghiraukan. Ia berencana untuk berada di kursi manajer Inggris dalam beberapa tahun ke depan.

“Bagian dari perjalanan saya sebagai pemain dan manajer Inggris mungkin menjadi sorotan terbesar dan kehormatan terbesar bagi saya,” katanya dikutip dari TalkSport.

"Saya berharap ini bukan akhir dari itu… Saya berharap ada beberapa tahun lagi ke depan dan saya akan meneruskan itu (melatih Timnas Inggris)," lanjutnya.

Piala Dunia 2022 Qatar akan menjadi turnamen besar ketiga Southgate sebagai manajer timnas Inggris. Setelah membawa the Three Lions ke empat besar pada Piala dunia 2018, dia kemudian sukses membuat Inggris jadi finalis di EURO 2020.

Namun ketika Inggris gagal memenangkan enam pertandingan terakhir mereka di Liga A UEFA Nations League dan harus terdegradasi ke Liga B, ada seruan agar mantan bek Inggris itu mundur dari jabatannya.

Namun, dia masih menghormati kontraknya di timnas Inggris yang masih berlaku hingga 2026. Meski demikian, dia sadar kontraknya itu tidak akan berarti apa-apa jika The Three Lions gagal di Qatar.

"Namun, tentu saja ada banyak hal dalam beberapa bulan kedepan yang ingin kami capai sebagai permulaan. Di luar itu, saya berasumsi hidup akan terus berlanjut dan ada banyak tantangan di depan," kata dia menjelaskan.

"Saya tahu pada akhirnya saya akan diadili berdasarkan apa yang terjadi di Piala Dunia. Kontrak tidak relevan dalam sepak bola karena manajer dapat memiliki kontrak tiga, empat, lima tahun dan Anda menerima bahwa jika hasilnya tidak cukup baik, inilah saatnya untuk berpisah."

"Mengapa saya menjadi berbeda? Saya tidak cukup arogan untuk berpikir bahwa kontrak saya akan melindungi saya dengan cara apa pun," tegasnya.