Bagikan:

JAKARTA - Media Officer Arema FC Sudarmaji memastikan tidak ada kelebihan tiket pertandingan yang dijual dalam pertandingan klubnya melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu 1 Oktober kemarin.

"Terkonfirmasi tiket itu kami tidak melebihi kuota, bisa disaksikan saat pertandingan tidak ada satu pun luberan penonton," kata Sudarmaji saat menggelar konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin 3 Oktober.

Sudarmaji mengatakan, jika tiket dijual melebihi kapasitas maka akan ada luberan penonton. Namun, saat pertandingan tidak ada satu pun penonton yang meluber. Kapasitas Stadion Kanjuruhan adalah 42 ribu penonton.

"Itu semua bisa disaksikan di video atau pas siaran langsung," kata dia menambahkan dikutip dari Antara.

Mengenai pintu 10 Stadion Kanjuruhan yang ditutup sehingga para penonton tidak bisa keluar serta berdesakan, Sudarmaji mengatakan hal tersebut bagian dari proses investigasi tentang kebenaran fakta di lapangan.

"Tunggu saja investigasinya, apa benar ditutup atau tidak," kata dia menegaskan.

Saat ini, lanjut dia, manajemen Arema FC sedang fokus dengan posko tanggap darurat sesuai arahan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

"Saat ini manajemen Arema fokus untuk tanggap darurat sesuai arahan pak Menko PMK," pungkas Sudarmaji.

Penyebab kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang masih terus diusut. Polri telah memeriksa 18 anggota yang memegang senjata pelonta dalam pengamanan pertandingan sepak bola tersebut.

Kemudian, tim Laboratorium Forensik (Labfor) juga sedang menganalisa puluhan CCTV yang terpasang di 32 titik. Pendalaman ini dilakukan untuk mengetahui penyebab atau pemicu kericuhan tersebut.

"Mulai tadi malam dan hari ini masih bekerja, mendalami dan menganalisa 32 titik CCTB yang ada di sekitar stadion Kanjuruhan dan beberapa lokasi. kemudian juga melakukan analisa terhadap 2 DVR," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Lalu, tim Labfor juga turut menyita 6 ponsel yang sebagian merupakan milik korban.

Dari rangkaian pemeriksaan dan pendalaman itu, diharapkan dalam waktu dekat penyebab kericuhan itu akan terungkap.

"Dari 6 buah HP itu berhasil diidentifikasi 3 HP milik korban dan 3 HP lagi masih di proses karena 3 HP tersebut dipasword jadi agak sulit nanti akan didalami juga oleh tim Labfor," kata Dedi.