Gila! Grand Slam US Open Jual Sekaleng Bir Rp200 Ribu
Ilustrasi. (Foto: pexels/Engin Akyurt)

Bagikan:

JAKARTA - Penggemar tenis US Open sudah pasti harus merogoh kocek sedalam mungkin selama dua pekan ke depan. Pasalnya, harga makanan dan minuman selama ajang grand slam itu termasuk kategori mahal.

Penyelenggara kejuaraan di Flushing Meadows sepertinya tidak mau menunjukkan belas kasihan ke calon penonton mereka yang kemungkinan merasa haus di tengah aksi-aksi para petenis ternama.

Penonton yang hendak mendapatkan sebotol bir sebagai penghilang dahaga dipastikan harus mengeluarkan nominal yang terhitung besar.

Pasalnya, harga sekaleng bir dipatok dengan nilai 12,34 pound atau Rp214 ribu. Jumlah tersebut bahkan cuma untuk kaleng bir yang volumennya tidak sampai setengah liter.

Sementara itu, harga sekaleng bir tanpa alkohol dipatok dengan harga yang tidak kalah mahal, yakni 8,40 poundsterling. Angka itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan menu koktail Grey Goose Honey Deuce khas turnamen yang dipatok dengan harga 18,48 pound.

Minuman dengan harga lebih terjangkau adalah anggur dan Evian. Sebotol Evian berukuran 600ml dipatok dengan harga hanya 5 pound.

Daftar harga-harga minuman itu diposting di Twitter oleh jurnalis olahraga James Gray. Postingan itu mendapat banyak tanggapan dari para pengikutnya di Instagram.

"Saya menyukai kunjungan kami ke US Open, tetapi anggur merah itu terasa seperti ada sesuatu yang mati di dalamnya," tulis salah satu akun.

"lima pound untuk sebotol air yang diimpor dari Prancis," tambah akun @rupertevelyn.

Sementara itu, akun @brucedaisley menggaungkan pemikiran banyak orang dengan menulis, "Mungkin harus yang kehausan."

Meski demikian, satu hal yang pasti adalah petenis dan penyelenggara memperoleh jumlah uang besar dari turnamen ini. Hadiah uang yang diberikan kepada petenis seperti Emma Raducanu, Serena Williams, Rafael Nadal dan rekan-rekan mereka berada di rekor tertinggi turnamen.

Bahkan petenis yang kalah di babak pertama akan mendapatkan 68 ribu pound. Namun, di bawah aturan Grand Slam terbaru, petenis yang gagal di babak pertama bisa kehilangan nominal itu jika mereka dianggap berkinerja buruk.