Mengerikan! Kisah Korban Kekerasan Seksual Benjamin Mendy, Dikunci di Ruangan Pengaman dan Diserang di Kamar Mandi
Benjamin Mendy (INSTAGRAM @benmendyyy)

Bagikan:

JAKARTA — Satu dari tujuh wanita yang menuduh pemain Manchester City Benjamin Mendy melakukan kekerasan seksual terhadap dirinya membuka momen-momen saat ia menghadapi percobaan pemerkosaan.

Mendy terus menjalani lanjutan sidang dengan dakwaan delapan kasus pemerkosaan, satu kekerasan seksual, dan satu percobaan pemerkosaan. Insiden itu terjadi antara 2018 dan 2021.

Si wanita memberi tahu polisi bahwa dia bertemu Mendy di Barcelona pada 2017. Sementara itu, ia mulai mendapat ancaman dan menghadapi kekerasan seksual dari sang pemain sepak bola itu di Oktober 2018.

Ancaman dari Mendy pertama kali diterimanya saat ia hendak keluar malam. Kemudian setelah pesta, wanita muda itu dan seorang teman memutuskan untuk bermalam di kamar tidur Mendy.

Korban mengungkapkan selama persidangan bahwa Mendy memiliki panic room atau ruangan pengaman di rumah tersebut. Di ruangan itulah pemain berusia 28 tahun ini mengunci korbannya.

Wanita berusia 29 tahun itu menjelaskan bahwa keesokan paginya Mendy memasuki kamar mandi ketika dia sedang mandi dan menyerang bagian intimnya di luar kehendaknya.

"Saya merasakan kehadirannya. Saya tidak tahu bagaimana, tapi saya merasakan kehadirannya. Saya shock. Saya hanya ingin meraih handuk," katanya dilansir Marca.

Kesaksian yang direkam polisi itu didengar delapan hakim pria dan enam hakim wanita. Dalam rekaman itu korban lanjut menjelaskan bahwa Mendy berusaha menghalangi jalan keluarnya.

"Dia berusaha untuk melihat saya dan melepaskan handuk saya. Saya terus mendorongnya ke titik di mana dia terus meraih saya. Dia melepas celananya dan penisnya didekatkan ke saya," katanya.

"Saya mencoba mendorongnya, tetapi dia terus mendorong saya. Dia melepas celana boxer-nya dan mendekatkan penisnya ke saya. Dia terus berkata: jangan khawatir," jelas wanita itu.

Setelah itu Mendy mendorong korbannya ke tempat tidur dan mencoba menariknya ke pangkuannya. Sementara itu, korban terus mencoba menutupi dirinya dengan handuk dan berusaha lepas dari cengkraman Mendy.

Korban menjelaskan kepada polisi bahwa dia tidak ingat bagaimana insiden itu berakhir. Setelah itu, korban mengenakan pakaiannya dan keluar dari pintu depan rumah untuk memanggil taksi.

Pada 13 Januari 2022, korban tersebut melaporkan Mendy dengan tuduhan melakukan kekerasan seksual kepada Kantor Polisi Walworth di London.

Jika terbukti bersalah, Mendy bisa mendekam di balik jeruji besi selama 20 tahun hingga kemungkinan hukuman seumur hidup. Namun, pada Mei 2022, Mendy menyangkal tidak bersalah atas sembilan tuduhan pelanggaran seksual terhadapnya.