Dua Bobotoh Tewas, Polisi: Bukan Kekerasan, Lemas Berdesakan
Ummuh Muhtar, petinggi Persib saat berkunjung kerumah duka. (foto: twitter @ekomaung)

Bagikan:

BANDUNG - Polda Jawa Barat menyatakan meninggalnya dua bobotoh atau pendukung klub sepak bola Persib Bandung bukan karena tindak kekerasan. Sebab, berdasarkan pemeriksaan medis tidak ditemukan bekas luka.

"Tidak ada (luka di tubuh korban, red)," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi, Sabtu, 18 Juni.

Hasil penyelidikan sementara, kedua korban berinisial AAS (29) dan SY (20) diduga meninggal karena lemas. Sebab, mereka sempat berdesakan dengan pendukung lainnya.

Kala itu, kedua korban berkerumun dengan pendukung Persib lainnya yang tak memiliki tiket masuk. Tapi mereka berniat memaksa masuk.

"Saat bergerombol dan berdesakan tersebut, ada seseorang yang digotong oleh beberapa penonton lain keluar kerumunan dalam keadaan lemas," ungkapnya.

"Satu-satu (digotong, red) dengan waktu yang berbeda," sambungnya.

Kemudian, kedua korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa mereka tak dapat terselamatkan.

"Setelah dilihat oleh petugas kemudian diberikan pertolongan medis dan langsung dibawa ke rumah sakit Sartika Asih, namun setelah di rumah sakit yang bersangkutan meninggal dunia," kata Tompo.

Dua bobotoh dikabarkan meninggalkan dunia dalam pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya pada Jumat, 17 Juni malam.

Ada pun, kedua tim bertemu dalam pertandingan Grup C Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Setelah pertandingan berita duka itu pun merajai media sosial Twitter.