Bagikan:

JAKARTA - Pertandingan di kompetisi Liga 3 belakangan jadi sorotan karena kerap memunculkan kontroversi, salah satu yang mencuri banyak perhatian adalah saat laga Farmel FC melawan Persikota.

Prilly Latuconsina, selebritas sekaligus pemilik Persikota sampai angkat suara terkait kontroversi yang terjadi saat tim miliknya melawan Farmel FC. Prilly mengomentari offside dan penalti yang didapat tim lawan. 

Kerap disebut tim pemicu kontroversi, lantas dari manakah klub Farmel FC muncul? Berikut profil Farmel FC.

Farmel FC menjadi pendatang baru di sepak bola Indonesia, untuk level kompetisi Liga 3. Farmel FC merupakan tim yang membawa nama Tangerang, Banten.

Klub ini merupakan klub yang dikelola oleh perusahaan bernama Farmel Cahaya Mandiri. Perusahaan tersebut bergerak di bidang chemical trading, industri pengolahan air bersih dan limbah.

Meski pendatang baru, Farmel FC memiliki beberapa tim junior dan pernah ikut Piala Soeratin. Farmel juga memiliki training ground yang berlokasi di Kelapa Dua, Tangerang, dengan nama Lapangan Raihan Sport Center.

Sebagai tim anyar, klub ini diperkuat oleh nama-nama muda yang masih asing di telinga mengingat regulasi Liga 3 memang memiliki batasan usia. Namun, ada satu nama yang cukup familiar dalam susunan pemain mereka, yaitu eks gelandang Persija Jakarta dan PSS Sleman, Amarzukih.

Bos sekaligus pemilik Farmel FC adalah Eko Setyawan yang juga CEO dari PT Farmel Cahaya Mandiri yang menaungi klub. Untuk urusan pelatih, Adnan Mahing dipilih menjadi sosok di balik penampilan Farmel di lapangan.

Terlepas dari profil klub, kontroversi yang menyeret nama Farmel FC di laga kontra Persikota ternyata bukan kejadian perdana. Sebelumnya ada beberapa kontroversi lain yang mengiringi Farmel hingga menyita perhatian.

Seperti saat laga melawan Bandung United, sebelum babak 16 besar Liga 3. Saat itu, wasit terlalu ringan tangan memberikan kartu merah kepada pemain Bandung United.

Wasit Andri Novendra dinilai terlalu mudah menghukum Bandung United, bahkan empat kartu merah ia keluarkan. Bandung United tetap sabar, dan memberikan tepuk tangan sebagai sindiran kepada perangkat pertandingan.

Sebelum Persikota dan Bandung United, klub lain yang mengeluh setelah melawan Farmel adalah NZR Sumbersari. Saat bersua di putaran nasional Grup B, mereka menilai wasit berulang kali salah mengambil keputusan yang membuat rugi, dan akhirnya laga itu sempat diwarnai kericuhan.

Sebelum itu juga ada PSBL Langsa yang kena imbas kontroversi saat jumpa Farmel FC. Tim asal Aceh itu dibuat geram dan menyebut keberadaan mafia sepak bola setelah mereka dihukum penalti di laga kontra Farmel FC.