Ogah Dievakuasi di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Petenis Tertua di Dunia Stanislavskyi: Saya Tidak Takut Siapa pun
Leonid Stanislavskyi  (Twitter @rnadalacademy)

Bagikan:

JAKARTA – Kecamuk perang antara Rusia dan Ukraina tidak membuat Leonid Stanislavskyi gentar. Pria yang memegang Guinness World Record sebagai petenis tertua di dunia itu menolak dievakuasi.

Stanislavskyi yang berusia 97 tahun saat ini tinggal di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang menjadi sasaran militer Rusia. Walaupun berada di zona bahaya, Stanislavskyi tetap menolak minggat saat dibujuk oleh keluarganya untuk pergi ke Polandia.

"Saya tidak takut kepada siapa pun. Saya berharap perang akan segera berakhir dan saya bisa bermain tenis. Jika saya bisa [ke Polandia] saya akan bermain di sana, tetapi saya memutuskan untuk tinggal di rumah dan menunggu perang berakhir," katanya seperti dikutip dari Daily Star.

Petenis dengan peringkat ITF 57 untuk usia 90 ke atas itu tahun lalu baru saja mewujudkan impiannya melawan Rafael Nadal dan siap untuk melawan Roger Federer. Namun, sekarang ia justru menghadapi kenyataan menunggu kematian yang sudah berada di depan mata.

Militer Rusia saat ini terus mengebom kota kelahiran Stanislavskyi yang jaraknya hanya beberapa mil dari perbatasan Rusia. Di tengah situasi yang demikian mencekam itu Stanislavskyi berharap bisa selamat dari perang.

"Pendengaran saya buruk. Jadi saya tidur pada malam hari tanpa mendengar apa-apa. Tadi malam ada pengeboman, paginya ada sirene serangan udara lagi. Saya berharap usia saya mencapai 100 tahun. Saya harus selamat dari situasi yang menakutkan ini," ujar dia.

"Perang dimulai pada tanggal 24 [Februari]. Dari tanggal 24 sampai sekarang saya otomatis tidak ke luar. Saya tinggal di rumah. Saya punya persediaan, kulkas penuh. Saya duduk di rumah, tidak ke mana-mana."

Stanislavskyi bertugas dalam Perang Dunia Kedua sebagai insinyur yang membantu membangun pesawat tempur Soviet untuk melawan Nazi Jerman.

"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus hidup dalam situasi perang lainnya yang lebih menakutkan di mana orang-orang dari kedua belah pihak sekarat, ibu kehilangan anak-anak mereka, istri kehilangan putra dan suami mereka," ia menambahkan.

"Apa ini? Apa gunanya? Di abad ke-21 tidak boleh ada perang. Perang harus dihentikan, kesepakatan harus dicapai."

Stanislavskyi mengatakan bahwa dia berharap perang saat ini segera berakhir. Berakhirnya perang otomatis mungkinkan dia bisa tampil di Kejuaraan Dunia senior berikutnya di Florida bulan depan.

"Tenis adalah hidup saya, takdir saya. Saya telah bermain tenis di level yang berat sejak saya berusia 90 tahun, saya telah bermain di luar negeri, saya telah bermain di Kejuaraan Dunia, saya telah bermain di Kejuaraan Eropa," katanya.