Banyak Kritik Fernando Alonso, Biografi Lewis Hamilton Jadi Kontroversi
Pebalap Formula Satu (F1) Lewis Hamilton (INSTAGRAM @lewishamilton)

Bagikan:

JAKARTA – Buku biografi pebalap F1 Lewis Hamilton mendapat kecaman karena kritiknya terhadap juara dunia dua kali Fernando Alonso. Buku itu menjadi berita utama di tengah persiapan pebalap Inggris itu untuk tampil pada balapan musim ini.

Diterbitkan pada akhir 2021, “Lewis Hamilton: The definitive edition” ditulis oleh penulis Inggris Frank Worral yang bekerja sebagai analis F1 untuk The Sun dan Sunday Times. Worral juga sebelumnya mengerjakan buku biografi Ryan Giggs dan Wayne Rooney.

Biografi Hamilton mengklaim bahwa Alonso egois dan selalu "marah" selama bertugas bersama tim pada 2007 bersama Hamilton.

Alonso dan Hamilton adalah rekan satu tim di McLaren untuk satu musim pada tahun 2007. Namun hubungan mereka dengan cepat retak ketika muncul isu bahwa Hamilton yang saat itu menjadi rookie mampu naik podium utama sebanyak Alonso, pembalap marquee pada saat itu.

Biografi ini menyelidiki hubungan yang dibangun Hamilton selama tahun-tahun awalnya di karting kompetitif, termasuk dengan mantan kepala tim McLaren Ron Dennis setelah pasangan itu bertemu pada tahun 1995.

Selain itu, buku ini menggali hubungan kontroversial Hamilton dengan Alonso selama satu-satunya tahun saat mereka bersama di McLaren yang membuatnya panen kritik. Terlebih buku itu menggambarkan Alonso secara negatif, sambil memperkuat pencapaian Hamilton.

Mengutip seorang karyawan McLaren yang tidak mau disebutkan namanya, penulis menulis:

"Itu telah menyebabkan banyak keributan di media bahwa Alonso menyatakan bahwa kami mendukung Lewis [Hamilton] karena dia orang Inggris. Tapi itu bohong. Ron [Dennis, yang saat itu menjadi kepala tim McLaren] tidak akan membiarkan itu terjadi. Alonso hampir selalu marah. Lewis, bagaimanapun, memiliki sesuatu yang istimewa. Dia mungkin adalah pembalap terbaik di generasinya," demikian mengutip Marca.

Musim 2007 adalah salah satu yang paling kontroversial dalam sejarah F1. Saat itu pertarungan gelar terjadi antara Hamilton, Alonso, dan Kimi Raikkonen. Pertarungan tersebut kemudian dimenangi oleh Raikkonen yang keluar sebagai juara setelah unggul hanya satu poin dari Alonso dan Hamilton.

Ketika itu, Raikkonen total mengumpulkan 110 poin, sedangkan Hamilton dan Alonso berturut-turut mengisi dua tempat berikutnya di tiga besar dengan mengantongi masing-masing 109 poin.

Terlepas dari perebutan gelar yang luar biasa, musim ini lebih dikenang karena hubungan runyam antara Hamilton dan Alonso di McLaren dan Skandal spionase Formula Satu musim 2007 atau juga dikenal dengan "SpyGate".

Alonso, juara bertahan saat itu, mengincar gelar ketiga berturut-turut. Namun, ia dibuat frustasi karena Hamilton berhasil memberikan persaingan kompetitif. 

Ini yang membuat pembalap Spanyol itu kecewa dengan tim. Karena ia mengharapkan dukungan penuh dari mereka untuk gelar juara.

Buku kontroversial lebih lanjut mengklaim bahwa Lewis Hamilton "lebih terkenal" daripada Fernando Alonso di Spanyol. Bagian itu mengutip jurnalis Inggris Rory Ross, yang menyatakan:

"Hamilton lebih terkenal di Spanyol daripada Alonso sendiri. Tidak peduli seberapa besar Hamilton mengusik Alonso. Pembalap Spanyol itu mengorbankan dirinya sendiri. Dia mencoba mengganggu kestabilan Lewis dan merusak kepercayaan dirinya. Alonso, kadang-kadang, sangat tidak peka, kasar, dan berlebihan. Publik kesulitan untuk mengaguminya dan dia sepertinya membiarkan bocah itu [Hamilton] mengganggunya. Lewis selalu ramah dan mudah didekati."