Bagikan:

JAKARTA - Atlet bela diri campuran Indonesia, Priscilla “Thathie” Hertati Lumban Gaol, berhasil menepis stigma terkait jalan karier yang ia pilih. Ia pun ingin kaum hawa lebih banyak terjun ke dunia yang digelutinya.

Tidak mudah bagi “Thathie” mengawali kariernya sebagai atlet profesional bela diri campuran (MMA). Ia pernah menghadapi tantangan terbesar untuk meyakinkan keluarganya terkait profesi yang akan dia jalani.

”Kalau di [lingkaran saya] itu keluarga, karena ibu sepertinya sangat menentang. Apalagi [saya] perempuan, [maka itu ia] sangat menentang,” kata Priscilla di situs One Championship seperti dikutip dari VOI.

Tidak mendapat restu keluarga untuk menjadi atlet MMA dilatari oleh berbagai stigma miring terkait wanita yang terjun ke olahraga ini. Salah satu yang beredar adalah bahwa wanita yang sering bertarung di arena otomatis akan menjadi mandul.

Namun, seiring berjalannya waktu, stigma tersebut perlahan-lahan mulai luntur. Berbagai prestasi yang diraih oleh Priscilla di panggung-panggung penting pelan-pelan mampu mengubur ketidaksetujuan dari keluarganya.

Sementara itu, pernyataan yang tidak memiliki dasar ilmiah terkait kemandulan pun mental sudah. Terlebih, saat ini atlet 33 tahun itu sudah menjalani perannya sebagai seorang ibu dengan kelahiran sang putri tercinta, Bianca, pada tahun 2021 lalu.

”Ternyata, seni bela diri tidak membuat mandul, [saya] membuat banyak orang tidak ragu untuk memperkenalkan seni bela diri sejak kecil. Itulah yang awalnya sangat ditolak,” kata Priscilla.

Setelah laga terakhirnya melawan atlet unggulan Tiongkok Meng Bo di akhir Oktober 2020, Priscilla mengambil waktu rehat sejenak untuk menikmati kesibukannya menjadi seorang ibu. Namun, sekarang ia sudah kembali berlatih sembari memberi sesi latihan privat untuk Muay Thai.

Kariernya sebagai atlet profesional membantunya mendapatkan berbagai permintaan tambahan untuk melatih sesama kaum Hawa yang ingin mengembangkan kemampuan bela diri mereka.

Di tengah kesibukan melatih itu, ia sering berhadapan dengan klien yang punya minat menekuni MMA.  Namun, rasa penasaran mereka untuk mengikuti jejak Priscilla kadang mendapat kendala dari keluarga dekat.

Meski demikian, Priscilla tidak menyerah. Ia tetap berusaha meyakinkan klien-kliennya bahwa stigma miring yang melekat pada wanita yang menekuni MMA tidaklah benar.

”Mereka ada yang mau, tapi terkadang suaminya tidak merestui. Ada satu klien saya, saat saya bertanya seperti itu, ia benar-benar mencoba dan ternyata menang. Menjadi salah satu kebanggaan juga bagi saya kalau dia berhasil seperti itu,” ujar Priscilla.

Di antara para atlet wanita yang bernaung di bawah ONE Championship, Priscilla adalah salah satu petarung Indonesia yang berhasil meraih prestasi cukup gemilang dalam divisi atomweight.

Dalam MMA global, pencapaian Priscilla dapat dikatakan sebagai salah satu yang terbaik bagi kaum hawa dari tanah air. Dengan catatan rekor profesional 7-5, wanita asal Dolok Sanggul, Sumatera Utara, ini tujuh kali mengibarkan Merah Putih di atas panggung bela diri campuran dunia.