Bagikan:

JAKARTA - Semester pertama tahun 2021, kompetisi dan turnamen olahraga di berbagai belahan dunia sebagian besar masih tertutup untuk penonton yang ingin menyaksikan langsung atlet-atlet bertanding dan berlomba di dalam stadion. Tetapi, sepanjang tahun ini ada gairah sangat besar untuk membuka pintu-pintu stadion guna memberi pesan bahwa kehidupan telah kembali normal sekalipun kasus COVID-19 meninggi dan vaksin belum disuntikkan secara luas.

Sebagian besar turnamen dan kompetisi yang seharusnya diadakan pada 2020 tapi ditunda karena pandemi mengamuk di segala penjuru jagat akhirnya digelar tahun ini, termasuk EURO 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020. Tahun 2021 juga ditandai dengan deretan prestasi yang diraih atlet Indonesia.

Berikut ini kami sajikan sejumlah peristiwa penting dalam dunia olahraga yang dihimpun VOI dari berbagai sumber.

NBA, Reli Dakar, F1 dan MotoGP

Catatan-catatan besar tercipta tahun 2021, antara lain suksesnya Giannis Antetokounmpo yang memimpin Milwaukee Bucks menjuarai NBA setelah menunggu selama hampir setengah abad.

Lalu, Reli Dakar yang sejak 2020 diadakan di Arab Saudi, membuka ajang besar olahraga global pada 2 sampai 15 Januari. Kevin Benavides dan Stephane Peterhansel masing-masing menjuarai kategori sepeda motor dan mobil.

Ini juga bisa disebut cara Arab Saudi menampilkan wajah modernnya yang sejak dipimpin Raja Salman dan pemimpin de facto Pangeran Mahkota Muhamed bin Salman berusaha memodernisasi diri dalam segala bidang, termasuk mengadakan turnamen dan kompetisi elite olahraga di negeri ini.

Pada bulan-bulan berikutnya rangkaian atau seri kompetisi besar dari berbagai cabang olahraga membuka tirai pertamanya. Formula 1 dan MotoGP mengawali kalender penuhnya selama 2021, masing-masing melalui Grand Prix Formula 1 Bahrain yang musim ini dijuarai Max Verstappen, dan Grand Prix MotoGP Qatar yang musim ini dijuarai Fabio Quartararo.

Setelah itu menyusul event-event besar lainnya termasuk ajang balap sepeda bergengsi dunia, Tour de France, yang dijuarai Tadej Pogacar dari Slovenia.

Max Verstappen juara F1 2021 (Foto: Antara)

EURO 2020, Copa America 2021 dan Hengkangnya Lionel Messi 

Dari sepak bola, setelah Chelsea menutup tirai musim kompetisi seluruh Eropa dengan menjuarai Liga Champions usai mengalahkan Manchester City pada partai final, cabang olahraga terpopuler di dunia ini menggelar salah satu dari dua turnamen terbesarnya, EURO 2020, yang diadakan hampir berbarengan dengan Copa America.

Untuk pertama kalinya dalam 61 tahun, EURO tak digelar di satu atau dua negara, melainkan di banyak negara demi memperingati 60 tahun kompetisi ini. EURO adalah salah satu kompetisi yang ditangguhkan karena pandemi.

Untuk pertama kalinya pula, kompetisi besar olahraga diadakan di stadion-stadion yang terisi penonton, bahkan Hungaria dan partai puncaknya di London, tribun stadion diisi penuh oleh penonton.

Para pemain besar berkompetisi di 11 kota mulai Sevilla di Spanyol sampai di Baku, Azerbaijan, di Laut Kaspia, mulai 11 Juni sampai 11 Juli tahun ini.

Italia mengalahkan Inggris dalam adu penalti untuk menjuarai EURO 2020 ini yang sekaligus menghancurkan harapan Inggris memenangkan gelar turnamen besar pertamanya sejak Piala Dunia 1966.

Adu penalti adalah penutup dramatis dari hari yang mencekam di Stadion Wembley London. Itu juga penebusan yang manis dari tim asuhan Roberto Mancini setelah tiga tahun yang memalukan gagal turut serta dalam Piala Dunia 2018.

Barbarengan dengan turnamen ini, di Amerika Selatan sejarah tercipta ketika Lionel Messi akhirnya mendapatkan gelar turnamen besarnya setelah Argentina mengalahkan Brasil dalam final Copa America 2021.

Sekitar dua bulan setelah itu Messi meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Paris Saint Germain (PSG) di Prancis, dan akhir November dia dianugerahi Ballon d'Or yang ketujuhnya.

Olimpiade Tokyo

Segera setelah EURO 2020 dan Copa America 2021, perhelatan terbesar olahraga sejagat, Olimpiade Musim Panas, digelar di Tokyo, setelah ditunda satu tahun dan sempat terancam tak digelar karena penolakan mayoritas penduduk Jepang akibat masih berkecamuknya gelombang infeksi COVID-19.

Dibuka 23 Juli dan kemudian ditutup 8 Agustus, salah satu Olimpiade termahal di dunia dan satu-satunya yang diadakan pada masa pandemi pun digelar. Bersama Paralimpiade Tokyo, perhelatan ini menelan dana 1,45 triliun yen atau Rp173 triliun.

Tercipta rekor dunia dalam 24 nomor dengan paling sering terjadi pada cabang renang dan dayung yang masing-masing menciptakan enam rekor dunia. Tiga rekor dunia pecah dalam cabang atletik dan balap sepeda, sedangkan empat rekor dunia pecah dari angkat besi di mana Indonesia mendapatkan satu medali perak dan tiga perunggu masing-masing dari Eko Yuli Irawan, Windy Cantika dan Rahmat Erwin Abdullah.

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan (Foto: Antara)

Perenang gaya bebas Australia Emma McKeon menjadi atlet yang memperoleh medali Olimpiade Tokyo paling banyak dengan total tujuh medali, sedangkan perenang Amerika Serikat Caeleb Dressel menjadi atlet yang paling banyak memperoleh medali emas dengan lima medali emas.

Olimpiade Tokyo yang memasukkan enam cabang baru juga membuat catatan tersendiri dengan menuliskan Momiji Nishiya dari Jepang menjadi atlet paling muda dalam Olimpiade ini yang memperoleh medali emas dalam usia 13 tahun 330 hari atau termuda kedua setelah Marjorie Gestring yang memperoleh emas Olimpiade Berlin 1936.

Kisah keunikan Olimpiade Tokyo tak berhenti di situ karena untuk pertama kalinya sebuah perhelatan olahraga mendapatkan engagement digital tertinggi. Selain memicu 250 juta posting video, Olimpiade ini juga menghasilkan 4,7 miliar engagement di media sosial.

Lain dari itu, Olimpiade Tokyo 2020 merupakan Olimpiade yang bersih dari doping dengan tak satu pun atlet yang didiskualifikasi karena doping.

Suksesnya Cabor Bulu Tangkis dan Penyelenggaraan PON

Bulan Januari, bulu tangkis membuka halaman pertama kalender kompetisinya yang tertunda setahun lalu dengan menggelar BWF World Tour Finals yang diadakan di Thailand dari 27 sampai 31 Januari.

Anders Antonsen menjadi salah satu yang memenangkan turnamen ini, sedangkan Indonesia tak kebagian satu pun gelar. Sepanjang tahun ini, dalam BWF Tour ini Indonesia total merebut enam gelar dan hanya tunggal putri yang tidak berhasil mempersembahkan gelar. Tapi Indonesia berhasil merebut Piala Thomas pada Oktober lalu setelah menaklukkan musuh berat China dalam final.

Indonesia juga menuntaskan dahaga gelar selama 19 tahun dengan membawa pulang Piala Thomas dari Denmark, selain sukses tak kalah hebatnya dari ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang selain mempersembahkan medali emas satu-satunya Indonesia dari Olimpiade Tokyo juga menuntaskan penantian panjang ganda putri meraih emas Olimpiade.

Tak cuma itu. Indonesia juga sukses menggelar Pekan Olah Raga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua pada Oktober dan November. Kedua acara ini disebut sukses salah satunya karena tak menciptakan gelombang infeksi seperti semula dikhawatirkan padahal varian Delta saat itu masih mengancam Indonesia.

Aksi Heroik dari Tenis, Golf dan Tinju

Tahun 2021 juga menjadi tahun penuh kisah heroik dan rekor yang diciptakan individu atlet. Dari tenis, Daniil Medvedev menjegal Novak Djokovic dalam final US Open sehingga menggagalkan petenis Serbia itu menyapu semua gelar Grand Slam dalam satu musim sehingga gagal pula menyamai prestasi Rod Laver.

Masih dari tenis, dongeng juga tercipta ketika Emma Raducanu yang tak berpengalaman dan hanya berperingkat 336 dunia menjuarai US Open dalam usia 18 tahun.

Emma Raducanu (Foto: Antara)

Dari golf, Jon Rahm menjuarai turnamen bergengsi US Open yang didedikasikannya untuk Seve Ballesteros yang juga dari Spanyol yang meninggal dunia pada 2011.

Di dalam ring tinju, Tyson Fury si Raja Gipsi mempertahankan gelar juara dunia kelas berat setelah menaklukkan penantangnya Deontay Wilder. Ini adalah pertarungan ketiga antara kedua petinju. Si Gypsy King akan berusaha menyatukan gelar juara dunia kelas berat jika nanti bertemu dan berhasil mengalahkan Oleksandr Usyk dari Ukraina.

Secara umum, upaya dunia, khususnya olahraga, untuk kembali ke kehidupan normal seperti sebelum pandemi, sudah dijalani yang hampir mulus terjadi, ketika vaksinasi luas dipraktikkan semua cabang, turnamen dan kompetisi.