JAKARTA - Salah satu band grunge kebanggaan Tanah Air, Cupumanik melepas lagu tunggal (single) bertajuk Yang Kan Terjalani (YKT) pada 2 Mei 2020. Meski bukan lagu baru, YKT belum pernah dimasukan ke dalam album manapun.
YKT direkam selama sesi penggarapan album perdana self titled Cupumanik pada 2005, namun batal masuk. Sekarang lagu ini dipermak ulang, agar relevan dengan zaman.
Lagu ini juga menandai kembalinya Rama Aditta atau Mpok, gitaris awal Cupumanik, ke dalam formasi band ini. Rama bertugas sebagai pengisi harmoni pada departemen gitar bersama Eski.
Sound bernuansa clean berbalut string dan orkestrasi yang diaransemen mewah dalam lagu ini merupakan sumbangan artistik Rama. Dia ingin menonjolkan ambience dan syahdunya lagu sekaligus menjadikan YKT sebagai pemantik Rama untuk melakukan reuni dengan Cupumanik.
BACA JUGA:
Sementara itu gitaris Eski, mementaskan nada unik tematik yang menghiasi lagu dengan riff gitar kuat dari intro hingga ending tanpa pengulangan. Semua berkesinambungan, berkaitan dengan tema dan ruh lagu. Kendati bercak sound kotor dari efek fuzz-nya masih terasa begitu lekat.
Pada divisi rhythm section, Dony dan Iyak membangun fondasi mengikuti nuansa lagu yang sudah akustik. Dipertegas dengan laid-back shuffle 3/4, sisanya dibiarkan mengalir. Dony merekonstruksi dengan kejutan breakdown, tom riff dengan swing's feel di bagian bridge dan beberapa varian lain di bagian reff. Hal serupa juga dapat ditemui pada interlude dan coda to end yang sengaja dibuat bernuansa afro-carribean (reggae), mengingatkan pada nuansa lagu Seven Days-nya Sting.
Di lini vokal, Che sering memejamkan mata saat rekaman agar lebih menghayati. Dia membayangkan sedang berbicara kepada seorang wanita dengan bahasa kasih.
“YKT adalah perbincangan romantisme laki-laki dan perempuan," kata Che dalam keterangan tertulis yang diterima meja redaksi.
Che lebih 'bernyanyi' tanpa pekik parau berkarat khasnya. Yang terdengar hanya bariton yang rileks, merayu dan membuai. YKT merupakan mantra cinta pelipur hati bagi siapa pun yang telah setia berada di sisi.
Sementara itu, sebagai penulis lirik Iyak menuturkan, untuk mereka para istri atau belahan jiwa yang ikhlas menerima segala kekurangan kiranya sudi mengarungi lautan kehidupan dan rela tenggelam dalam suka dan menghalau luka.
"Mereka adalah para pendamping untuk merajut asa, pun menua bersama," pungkas sang bassis.