JAKARTA - Setelah album Judi serta live session-nya sukses diunggah, Radikalideologi (RDLG) memulai kembali maratonnya melalui lagu tunggal (single) anyar bertajuk Anak Metro. Lagu ini dikemas dalam ketukan groovy dan frekuensi gitar berdistorsi.
Anak Metro merupakan sebuah julukan bagi orang-orang yang tinggal di kota besar. Sebagai trek pembuka album Positivis. Pada lagu ini, Armando (vokal) menceritakan keadaan yang terasa ketika dirinya jauh dari tempatnya di Jakarta, seperti yang terlontar dalam bait pertama; “Yang terasa hanya besi dan baja”.
Dalam menulis lagu ini, Armando menjabarkan sebuah unsur magnet dan keterikatan yang mengharuskan dirinya tumbuh besar di kota seribu mimpi, Jakarta.
Dipicu oleh stigma 'duit adanya di Jakarta' dan juga anggapan banyak orang tentang Jakarta sebagai sentral, mengantarkan kalimat-kalimat dalam lagu Anak Metro semakin menarik dalam korelasinya dengan kenyataan Ibu Kota hari ini.
BACA JUGA:
“Memuntahkan ambisi, setengah khayal” pada bait kedua menjadi pukulan paling mantap sebagai penggambaran pasti dan nyata atas apa yang dibicarakannya.
Sepulang dari kampungnya, Manado, Armando menuangkan tulisannya tersebut ke penggarapan komposisi lagu bersama dengan Irsyad (gitar), Gethza (drum), dan Kevin (bass). Tidak bisa dipungkiri, penggambaran atas perbedaan pembawaan seseorang ketika di kampung halaman dan Ibu Kota menjadi satu kesatuan dalam lagu ini.
Pada tahun 2016, Anak Metro sudah mulai diperkenalkan lewat panggung-panggung yang RDLG jajal. Sempat direkam beberapa kali, namun draf yang tersedia dirasa belum cukup mumpuni.
Pada pertengahan tahun 2019, wacana album pun telah disepakati RDLG untuk segera digarap.
Proses rekamamannya cukup canggih dan lincah, dilakukan di beberapa tempat dengan tepat.
Bermula dengan guide, lalu pengambilan suara drum secara manual oleh Haryo Widi di Studio Kandang, dan menggodok ramuan alunan bass, vokal, juga gitar di Studio Soundpole bersama Wisnu Ikhsantama Wicaksana.