JAKARTA - Sederet musisi Tanah Air, mulai dari Voice of Baceprot (VoB) hingga Efek Rumah Kaca (ERK), bersatu untuk sebuah rilisan album kompilasi dengan tajuk “sonic/panic Vol. 2”.
Album ini digagas atas inisiatif The Indonesian Climate Communications, Arts, and Music Lab (IKLIM) dan dirilis lewat Alam Records, dengan melibatkan 15 nama yang menghasilkan 15 lagu yang menyuarakan krisis iklim.
Setiap karya mencerminkan kepedulian mendalam terhadap krisis iklim dan mengajak pendengar untuk turut serta dalam melakukan aksi nyata.
Selain VoB dan ERK, ada juga Petra Sihombing, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!.
Para musisi di atas berasal dari sembilan kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Makassar, Pontianak, Madiun, Malang, Bandung, Solo, Fakfak, dan Denpasar. Pemilihan tersebut untuk memperkuat pesan keberagaman dalam gerakan ini.
Bob dari LAS! Mengatakan, keresahan bandnya terhadap krisis iklim di tempat mereka di Kalimantan Barat, membuat mereka merasa terdorong untuk ikut bergabung.
“Selama ini, saya dan band sudah sering menyuarakan tentang krisis iklim dan perjuangan masyarakat adat Kalimantan Barat melalui lagu-lagu dan kampanye kami,” kata Bob dalam keterangannya, Selasa, 29 Oktober.
BACA JUGA:
“Kami berharap pesan ini bisa menjangkau lebih banyak orang dan mendorong mereka untuk mengambil aksi nyata demi masa depan bumi,” lanjutnya.
Album kompilasi “sonic/panic Vol. 2” diharapkan dapat mendorong aksi nyata masyarakat serta mengajak industri musik untuk menerapkan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan.
Mereka yang terlibat di inisiatif ini percaya, musik memiliki kekuatan untuk menjangkau berbagai kalangan, menyentuh emosi, menciptakan ruang untuk refleksi, dan mendorong aksi nyata. Mereka dipersatukan oleh kepedulian mereka terhadap masa depan bumi.
Adapun, penggarapan album ini diawali dengan lokakarya yang dilakukan di Bali pada Juli lalu, bersama organisasi lingkungan dan pakar iklim. Banyak dari mereka merasa tersentak oleh kenyataan tentang dampak krisis iklim yang mereka pelajari, sehingga mendorong mereka untuk mengekspresikan kegelisahan mereka melalui musik.
“Di awal lokakarya, saya merasa penuh dengan informasi dan data yang diterima. Namun, menjelang akhir, rasa semangat itu mulai tumbuh,” ujar Asteriska mengenai pengalamannya menjalani lokakarya.
Setelah lokakarya, para musisi memiliki waktu dua bulan untuk menciptakan karya musik yang mengangkat pesan kesadaran akan lingkungan dan krisis iklim. Lagu-lagu yang mereka hasilkan inilah yang kemudian dirangkum dalam album “sonic/panic Vol. 2”.
Album ini akan dirilis secara resmi pada 9 November. Sebagai bagian dari rangkaian peluncuran, empat single pertama dari Voice of Baceprot, Matter Mos, Efek Rumah Kaca, dan Asteriska telah dirilis.