Bagikan:

JAKARTA - Bersamaan dengan eprilisa single berjudul “Abangku”, Raim Laode diperkenalkan sebagai musisi pertama yang berkolaborasi dengan platform agregator musik baru yang diberi nama Idependent.

Raim mengaku senang dengan nilai-nilai kolaboratif yang didukung Idependent, namun di lain sisi tetap memberi penghargaan secara penuh kepada sang musisi sebagai pemilik karya.

Menurut Raim, yang menyebut dirinya sebagai musisi independen, nilai-nilai di atas sangat diperlukan.

“Jadi independen itu tumbuh bersama-sama. Bukan berarti independen itu semua saya yang bikin, saya yang bikin lagunya, saya yang bikin merchandise-nya, saya yang promosi, tidak begitu, kita berkolaborasi,” ujar Raim Laode di Bulungan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

“Tapi di sini, pemilik karya masih memegang kendali. Itu nyambung dengan jalanku sekarang,” lanjutnya.

Adapun, single “Abangku” ditulis pada April lalu, ketika Raim dan Boy (kakaknya) sama-sama merayakan ulang tahun. Dengan kata lain, “Abangku” merupakan kado ulang tahun dari Raim untuk Boy.

“Saya tulis (lagunya) April tahun ini, waktu dia (Boy) ulang tahun, bertepatan juga saya ulang tahun. Saya usia 30, dia 33,” tutur Raim.

“Waktu itu saya (pikir) harus ada kado paling bagus. Kebetulan istrinya lagi hamil, saya juga lagi rindu-rindunya sama dia, dan dia lagi ulang tahun, jadi (lagu ini) kado ulang tahunnya,” lanjutnya.

Dari awal penulisan lagu hingga akhirnya diperdengarkan ke publik, Raim menyelesaikannya dalam waktu relatif singkat. Namun begitu, penyanyi-penulis lagu asal Wakatobi itu mengaku banyak revisi yang dilakukan.

“Lima bulan doang, cuma saya revisinya lumayan banyak, revisi produksi ya, kalau lirik saya tidak pernah ganggu,” kata Raim.

Yang membedakan lagu “Abangku” dengan single sebelumnya, kata Raim, lagu ini terdengar lebih ‘mewah’ di telinga.

“Mewah di telinga, banyak instrumen yang saya kasih, di antara akustik ada digital audio, kita sebutnya ada musik elektrik,” katanya.

Bagi Raim, menggarap lagu yang produksinya lebih baik dari lagu sebelumnya adalah hal yang fundamental. Alih-alih berpatokan pada jumlah stream yang lebih tinggi, dia memilih kualitas produksi lagu yang terus membaik.

“Streaming-nya bagus, alhamdulillah, pendapatan secara budget juga bagus. Tapi yang terpenting adalah produksi harus saya perbaiki,” ujarnya.