Bagikan:

JAKARTA - Unit pop pendatang baru Pelita Groove baru saja merilis extended play (EP) atau album mini perdana dengan tajuk “Sendikale”. Album ini merupakan tindak lanjut dari single “Jingga Kota” yang diluncurkan Mri lalu.

Lewat perilisan album yang bekerjasama dengan label rekaman demajors, Pelita Groove mencoba menghadirkan musik sendu berbalut irama dansa

Sendikale, yang bermakna senja atau momen terbenamnya matahari, telah ditafsirkan oleh grup asal Mataram itu sebagai nuansa dari rasa sepi, kesedihan, dan proses kepergian atau kehadiran yang bersifat sementara.

Terdapat enam lagu dalam EP Sendikale. Lagu pertama adalah “Flamboyan”, yang liriknya diambil dari puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in, salah satu penyair Lombok.

Selanjutnya ada lagu “Sendikale”, dan “Jingga Kota” yang merespons keindahan kota Mataram.

Kemudian, ada “Dalam Ramaiku Merasa Sepi” yang ditujukan sebagai teman dalam merayakan kesepian. Dan “Kesedihan Ini” dimaksud menjadi cara menyelami kesedihan sedalam-dalamnya.

Sementara, “Sadar Diri” menjadi penutup sekaligus focus track, yang bercerita tentang lika-liku kisah cinta berujung penolakan.

Grup yang seluruh anggotanya Gen Z ini menjadikan perspektif generasi mereka sebagai titik awal penulisan lirik, yang diawali lewat elaborasi pengalaman sang vokalis, Olan.

Selain “Flamboyan” yang merupakan hasil alih wahana Pelita Groove terhadap puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in, seluruh lirik lagu ditulis olehnya.

Sebagai informasi, Pelita Groove yang dibentuk di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2022 merupakan grup yang mencoba menghadirkan kembali nuansa musik 1980an.

Grup ini beranggotakan Olan (vokal), Angger (kibor), Feby (bass), Eky (drum), dan Rafi (perkusi).