Bagikan:

JAKARTA - Setelah rangkaian pemboikotan yang didapat dari para musisi, South by Southwest (SXSW) akhirnya menyatakan mereka tidak lagi bekerja sama dengan Angkatan Darat AS dan pabrikan senjata, seperti apa yang terjadi pada gelaran terakhir di Austin, Texas, Amerika Serikat pada Maret lalu.

Melalui situs resmi, gelaran yang ditujukan untuk film, media interaktif, dan festival musik itu menyatakan tidak lagi menerima sponsor dari Angkatan Darat AS dan pabrikan senjata.

"Setelah mempertimbangkan dengan cermat, kami merevisi model sponsorship kami. Akibatnya, Angkatan Darat AS dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan senjata, tidak akan menjadi sponsor SXSW 2025,” bunyi pernyataan SXSW.

Dengan pemutusan kerja sama tersebut, SXSW tampak memberi perhatian atas protes dari para musisi yang seharusnya tampil di acara mereka, namun batal karena mengetahui Angkatan Darat AS dan pabrikan senjata memberikan sponsor.

Protes para musisi tersebut berkaitan dengan posisi kedua sponsor yang dinilai mendukung genosida terhadap masyarakat Palestina di Gaza.

Reality Club, band Indonesia yang seharusnya tampil di SXSW Maret lalu, jadi salah satu penampil yang melayangkan boikot. Mereka menarik diri dan memilih untuk tidak tampil dalam acara tersebut.

"Berdasarkan informasi terkait Angkatan Darat AS sebagai sponsor utama SXSW dan partisipasi kontraktor pertahanan yang memproduksi dan memasok senjata yang dipakai untuk menyerang warga Palestina, kami telah memutuskan untuk menarik diri dari pertunjukan SXSW kami," tulis Reality Club dalam keterangan unggahan Instagram.

SXSW bukan satu-satunya festival yang menerima pemboikotan atas posisinya yang bertentangan dengan perjuangan banyak musisi untuk perjuangan rakyat Palestina. Festival Great Escape juga menerima banyak boikot karena sponsor utamanya dinilai mendukung genosida yang dilakukan Israel.