Bagikan:

JAKARTA - Band metal Logamulia akhirnya merilis album pertamanya dengan tajuk “Distorsi Narasi”. Album ini menjadi tonggak penting bagi Achmad Hafizullah (vokal), Pratama Putra Rahardjo (gitar, vokal latar), Abdul Aziz Turhan (bass, vokal latar), dan Alejandro Saksakame (drum, vokal latar) yang sudah bersama sejak tahun 2018.

Bagi Logamulia, butuh waktu lama untuk menyelesaikan “Distorsi Narasi”. Pandemi di awal tahun 2020 yang berlangsung cukup panjang jadi alasan tersendiri, hingga album penuh baru terealisasi saat ini.

Adapun, “Distorsi Narasi” berisikan sembilan lagu, termasuk diantaranya “Musuh Publik” dan “Sang Penghasut”.

“Musuh Publik” merupakan single debut Logamulia di tahun 2019. Lagu ini menjadi karya penting, yang membuat mereka menjadi nominasi AMI Awards.

Masih sama, “Sang Penghasut” yang dirilis setahun setelahnya juga membawa Logamulia menjadi nominasi AMI Awards untuk kedua kalinya.

Kedua lagu tersebut telah didaur ulang untuk disertakan dalam “Distorsi Narasi”, sekaligus menjadi cetak biru bagi musik Logamulia yang keras dan agresif, namun juga mudah melekat di telinga pendengarnya.

Sebagai band yang terpengaruh nama-nama beragam seperti Lamb of God, Slipknot, Mudvayne, Meshuggah dan Soulfly, para personel Logamulia paham bahwa musik cadas tak semata-mata berteriak menyalak sambil memainkan instrumen secepat dan sebising mungkin.

Pandangan para personel itu yang menjadi dasar dalam menggarap album. Achmad Hafizullah sadar betul bahwa ada waktunya untuk menyalak dan bernyanyi. Hal ini dirasa tepat untuk menyuarakan apa yang dikatakan dalam lirik lagu.

Dalam album barunya, Logamulia mengajak beberapa musisi untuk berkolaborasi. Band asal Jakarta ini menggandeng Denny Nugroho (Redsix) dan Karis (Deadsquad) dalam lagu “Bias Cerita Prasangka”.