Bagikan:

JAKARTA - Kidung, adalah sebuah tembang indah yang ada di katalog musik Indonesia sepanjang masa. Lagu ikonis tersebut meniupkan hembusan napas baru di tahun 2024.

Penyanyi dan penulis lagu Ben Abraham, yang merupakan anak dari dua penyanyi versi asli lagu tersebut, Dianne Manusama dan Bram Manusama, hari ini merilis “Kidung” versinya yang turut menampilkan kedua orang tuanya.

Lahirnya “Kidung” versi Ben menjadi momen yang sakral bagi penyanyi keturunan Indonesia-Australia ini beserta keluarganya, khususnya kedua orang tuanya yang dulu tergabung dalam unit musik populer Pahama di akhir dekade 70-an.

“Lagu ini selalu menjadi bagian dari kisah perjalanan keluarga kami. Kami punya album-album foto yang isinya foto-foto saat kedua orang tuaku masih tergabung di Pahama serta kliping-kliping berita tentang keduanya yang bernyanyi di banyak festival musik di seluruh Indonesia di tahun 70-an. Dari situ aku tahu betapa berartinya lagu ini,” ujar Ben dalam siaran tertulis yang diterima VOI.

Ben mengaku baru benar-benar mengetahui betapa pentingnya lagu “Kidung” di sejarah musik Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Akhirnya, lagu itu menggerakkan niatnya untuk berkarya.

Perilisan single ini menjadi momen penting di hidup Ben yang menghabiskan hidupnya di ruang-ruang yang didominasi kultur orang-orang berkulit putih. Seraya ia tumbuh dewasa, muncullah keinginan kuat dalam diri Ben untuk menggali lebih dalam dengan sisi Indonesia dalam dirinya.

"Aku menangis saat Ben memberi tahu kami bahwa ia akan merilis versinya!” ujar ibunda Ben, Dianne Manusama. “Kami juga senang saat ia mengajak kami untuk bernyanyi di versinya. Aku sangat bangga dengan usaha Ben menghargai karya kami dan karya pamannya, Chris, yang menulis lagu ini," Dianne bercerita.

Sementara itu, Bram Manusama penuh dengan rasa bangga dengan Ben atas perilisan “Kidung” versi anaknya.

“Aku benar-benar senang saat mengetahuinya. Gaya musik yang Ben selama ini rilis berbeda dengan nuansa yang dibawa oleh ‘Kidung’. Ada sesuatu yang sangat sederhana tentang ‘Kidung’ dan versi Ben membuat lagu itu menjadi sangat epik. Rasanya seperti sejarah terulang kembali,” ujar Bram.

Lagu “Kidung” ditulis oleh Chris Manusama yang tak lain adalah paman Ben. Ajang Lomba Cipta Lagu Remaja tahun 1978 yang digelar oleh Prambors menjadi momen kelahiran lagu tersebut.

Bagi Dianne, rasa syukur terus ia rasakan meski 46 tahun sudah berlalu sejak “Kidung” pertama dirilis. “Menyanyikan ‘Kidung’ lagi rasanya masih sama persis seperti dulu. Lagu ini telah menjadi lagu Indonesia yang sangat dicintai dan dirayakan dan hal itu menurutku adalah suatu kehormatan dan aku merasa bersyukur,” ujar Dianne.

“Melihat respon positif dari banyak orang saat Ben mengunggah video kami bertiga menyanyikan ‘Kidung’ rasanya membuat kami sangat bahagia dan membangkitkan rasa bangga terhadap Indonesia,” tutur Dianne.