JAKARTA - Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang menjadi simpang pertemuan peradaban dunia yang datang dari belahan Timur dan Barat. Akibatnya, pertumbuhan budaya musik begitu beragam di negeri ini.
Sementara itu, sejak tiga dasawarsa yang lalu, pasar global mulai mengenal apa yang mereka istilahkan “world music”, yaitu jenis musik etnis tradisional atau baru yang berasal dari semua benua seperti halnya gamelan atau keroncong di Indonesia.
Setelah mengalami perkembangan yang pesat, dalam waktu tiga dekade, pasar genre “world music” mencapai 10 persen dari peredaran uang di pasar musik dunia dengan jumlah sebesar kurang-lebih 6,5 miliar dolar AS.
Atas dasar kekayaan budaya musik Indonesia yang begitu besar ini, 4 tahun yang lalu Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI menggelar sebuah expo musik internasional bernama INDONESIAN MUSIC EXPO (IMEX).
IMEX bertujuan untuk memperkenalkan serta manjajakan produk world music Nusantara ke pasar dunia dengan cara mengundang para pelaku atau ‘pembeli’ produk world music dari seluruh benua datang dan menyaksikan penampilan grup musik pilihan Dewan Kurator IMEX untuk tampil di panggung.
Tahun ini merupakan perhelatan kelima IMEX yang akan diselenggarakan di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali pada tanggal 21-24 September 2023.
Program IMEX akan berbentuk pertunjukkan, pameran, pemutaran film, talkshow, demo, konferensi dan workshop yang menampilkan 12 grup world music bergengsi dari seluruh Nusantara yang berasal dari Sumatera, Jakarta, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
“Harapan dengan adanya IMEX yang digelar kembali tahun ini, para ‘pembeli’ ini akan tertarik untuk mengundang grup-grup yang tampil di panggung IMEX ke negara mereka masing-masing. Para ‘pembeli’ ini merupakan kumpulan dari para promotor musik, produser, pemilik label, direktur festival, direktur pusat kesenian, media TV dan radio, anggota organisasi dan asosiasi musik, dan lain sebagainya,” ungkap Franki Raden, direktur artistik IMEX 2023 dan founder Lokaswara.
Apresiasi yang didapatkan dari penyelenggaraan tahun lalu, para ‘pembeli’ yang mewakili seluruh lembaga musik besar dunia mengaku sangat terkesan akan keragaman, kekayaan dan kualitas grup musik yang tampil di panggung IMEX.
Utusan dari WOMEX (Worldwide Music Expo), Christine Semba yang datang tahun kemarin seketika menyatakan kesediannya untuk bekerja sama dengan IMEX pada tahun 2023 ini. WOMEX adalah lembaga pasar terbesar di dunia untuk genre atau produk “world music”.
“Dengan adanya kerja sama ini, IMEX melakukan terobosan besar dan menjadi satu-satunya lembaga musik di Indonesia yang berhasil masuk menjadi bagian dari pasar musik dunia yang berpusat di Eropa dan Amerika,” lanjut Franki.
Berikut ini adalah grup peserta IMEX 2023:
SUMATERA
1. ETA MARGONDANG
Eta Margondang adalah grup musik Batak yang mampu memainkan segala jenis musik dari wilayah Tapanuli seperti Musik Gondang, Karo, dan Simalungun.
2. SAKO SARIKAT
Sako Sarikat adalah grup world music yang progresif dari Lampung. Musik mereka berangkat dari tradisi musik Minangkabau yang digarap dengan sentuhan modern.
JAKARTA
3. RAS MUHAMAD feat. INDONESIAN NATIONAL ORCHESTRA (INO)
Indonesian National Orchestra (INO) terdiri dari pemain musik tradisional berbagai daerah yang di dirikan oleh Franki Raden pada tahun 2010. Tahun ini INO bekerjasama dengan seorang penyanyi dan pengarang lagu yang terkenal Ras Muhamad untuk tampil pada IMEX 2023.
JAWA
4. SORA
SORA adalah grup world music dari Bandung yang memanfaatkan alat musik Angklung sebagai instrumen melodi. Musik mereka menggabungkan elemen musik Barat dan tradisional Sunda dengan sangat dinamis.
BALI
5. GAMELAN SELONDING
Gamelan Selonding adalah musik Bali purba yang berasal dari masyarakat Bali Aga (penduduk asli Bali). Gamelan yang sangat unik ini umumnya digunakan pada upacara sakral. Kali ini IMEX akan menampilkan musik Selonding dari sanggar Gamelan Suling Gita Semara di Ubud.
6. RINDIK PINGGITAN
Rindik Pinggitan adalah sebuah pertunjukkan tari dan musik ritual yang sebenarnya sudah punah di Bali. Namun untuk kepentingan upacara dan penampilan di IMEX, masyarakat Desa Sebali yang masih memiliki peninggalan alat musik Rindik Pinggitan bekerja keras menghidupkan kembali kesenian ini.
7. ORASARE
Orasare adalah grup jazz fusion dari Ubud yang banyak menggarap lagu-lagu daerah menjadi music jazz. Ensembel mereka juga menggunakan alat music Barat dan tradisional Indonesia.
NUSA TENGGARA BARAT
8. CHANDRA IRAWAN
Chandra Irawan adalah seorang pemain gitar jazz handal yang berasal dari Lombok. Pada penampilannya di IMEX 2023 ini Chandra akan menggarap campuran antara jazz dan musik tradisional Lombok.
BACA JUGA:
NUSA TENGGARA TIMUR
9. MARINUS KEVIN
Marinuz Kevin (penyanyi hip hop dari Kupang) menggarap musiknya berangkat dari lagu-lagu daerah NTT yang kurang di kenal oleh masyarakatnya sendiri, terutama anak-anak muda. Penampilan grup ini pada berbagai festival di Indonesia selalu memukau kaum milenial.
KALIMANTAN
10. UYAU MORIS
Uyau Moris adalah seorang pemain ulung alat musik petik Sampek dari suku Iban di Kalimantan Utara (Malinau). Penampilan Moris akan merupakan sebuah konser tunggal Sampek yang digarap secara moderen dengan unsur vokal dan elektrik.
SULAWESI
11. PEPE PEPE BAINE
Pepe Pepe Baine adalah sebuah bentuk pertunjukkan ritual masyarakat Gowa yang menggunakan unsur api secara magis. Yang istimewa adalah para penari yang magis ini semuanya adalah perempuan. Penampilan seni tradisi masyarakat Gowa di Makassar ini dipersembahkan oleh Sanggar Sirajuddin.
PAPUA
12. ENSEMBEL VOKAL PAPUA
Masyarakat Papua dikenal sangat suka bernyanyi. Kesukaan ini datang dari budaya musik suku-suku disana. Salah satu suku di Papua yang memiliki bentuk musik vokal sangat unik dan luarbiasa adalah suku Dani yang berdomisili di Lembah Baliem. Grup musik Papua yang akan tampil pada IMEX 2023 berasal suku Dani dan lainnya.