Bagikan:

JAKARTA - Pekan lalu, Putri Ariani membuat dunia takjub saat membawakan salah satu hits band rock asal Irlandia, U2 bertajuk I Still Haven't Found What I'm Looking For di semifinal ajang pencarian bakat America's Got Talent. Putri dipastikan lolos ke final yang akan digelar bulan depan.

Simon Cowell yang memberi tiket golden buzzer kepada Putri Ariani saat audisi tampak puas dengan pilihannya. Ia menyebut Putri sukses membawakan lagu milik U2 dengan versi yang berbeda.

“First of all, what a beautiful voice you’ve got,” kata Simon Cowell mengomentari penampilan Putri Ariani, dilihat dari video di kanal YouTube America’s Got Talent.

“What a beautiful version,” sambungnya.

Kemudian, Sofia Vergara yang mengaku sebagai penikmat lagu U2, menyebut Putri berhasil menyanyikan lagu dengan rasa yang tepat.

“Penampilan yang sangat spektakuler. Setiap nada, rasa yang kamu tampilkan, membuat kami ikut merasakannya. Sangat luar biasa. Ini adalah salah satu lagu yang paling aku favoritkan,” kata Sofia Vergara.

“Saya rasa ini adalah penampilangan yang sangat sempurna,” imbuhnya.

Selanjutnya, Heidi Klum berkomentar dengan menyebut penampilan Putri Ariani layaknya malaikat yang sedang bernyanyi.

“Kamu terdengar sangat indah. Saya berpikir mungkin seperti inilah suara malaikat ketika bernyanyi,” ucap Heidi Klum.

“Saya berharap Bono mendengar nyanyianmu. Dan saya mendoakan keberuntungan untukmu, karena suaramu sangat amat mempesona,” lanjutnya.

Terakhir, Howie Mandel yang tak bisa berkata-kata, hanya menyebutkan satu kata untuk penampilan Putri Ariani.

“Perfection,” kata Howie Mandel, singkat.

Sesungguhnya, bercerita tentang apakah lagu I Still Haven't Found What I'm Looking For? Sebelum mengupas lebih dalam, kita mundur dulu ke beberapa tahun di belakang. Pada tahun 1987, U2 merilis album yang mendapat pujian dari berbagai kalangan, The Joshua Tree. Single kedua dari album tersebut, I Still Haven't Found What I'm Looking For kemudian menjadi salah satu hits terbesar band ini, menduduki peringkat di berbagai daftar “lagu rock terbaik sepanjang masa” dalam beberapa dekade sejak dirilis.

Ternyata, lirik lagu I Still Haven't Found What I'm Looking For seringkali dikaitkan dengan teologi. Dinukil VOI dari berbagai sumber, berikut ini adalah interpretasi detailnya:

I have climbed the highest mountains

I have run through the fields

Only to be with you

Only to be with you

I have run, I have crawled

I have scaled these city walls

These city walls

Only to be with you

But I still haven’t found what I’m looking for

Kelelahan Bono terhadap dunia terlihat dari baris pembuka lagu tersebut. Lagu ini mengadopsi perspektif seseorang yang telah melihat banyak hal, dari ketinggian (climbed the highest mountains) hingga titik terendah yang disesalkan (crawled). Namun, masih ada ketidakpuasan tertentu, keinginan mendalam untuk mengejar makna.

Hal ini diasumsikan dalam judulnya - bahwa sebenarnya ada sesuatu yang harus dicari, suatu tujuan besar untuk kita temukan. Mungkin hal ini membantu menjelaskan popularitas lagu tersebut yang bertahan lama: ini adalah sebuah syair untuk kegelisahan universal manusia dan pencarian makna, meskipun didukung oleh paduan suara gospel dan gitar yang berkilauan.

I have kissed honey lips

Felt the healing in her fingertips

It burned like fire

This burning desire

I have spoke with the tongue of angels

I have held the hand of a devil

It was warm in the night

I was cold as a stone

But I still haven’t found what I’m looking for

Barisan lirik ini menyiratkan pencarian berbagai hal – cinta manusia, penyembuhan fisik, pengalaman keagamaan, bahkan menyerah pada godaan – dengan hasil akhir yang sama. Hal ini membuat narator merasa dingin, hampa, tanpa kehidupan sejati. Dalam hal ini, Bono menyalurkan kebijaksanaan Ecclesiastes (Pengkhotbah), teks Yahudi terkenal yang sangat mirip dengan eksistensialisme alkitabiah. Pengkhotbah yang menyatakan pesan Ecclesiastes secara sistematis mencatat berbagai upayanya untuk menemukan “kehidupan yang baik” – melalui kekuasaan, melalui seks, melalui kekayaan, melalui kebijaksanaan. Pada akhirnya, penilaiannya mirip dengan penilaian Bono: semua ini membuat kita menginginkan lebih.

I believe in the Kingdom Come

When all the colors will bleed into one

Bleed into one

But yes, I’m still running

You broke the bonds and you loosed the chains

Carried the cross of my shame

Of my shame

You know I believe it

But I still haven’t found what I’m looking for

Bono mengakui harapan besar umat Kristiani: sebuah Kerajaan yang akan datang ketika semua orang berpadu dalam kesatuan yang sempurna. Agar tidak ada keraguan mengenai sifat khas Kristiani dari pengharapan ini, ia menambahkan kalimat tentang memikul salib rasa malu. Namun, lanjutnya, masih ada perasaan tidak lengkap pada masa kini, kesadaran yang menganga bahwa meskipun sejarah berakhir dengan kejayaan bagi mereka yang beriman, masa kini sering kali ditandai dengan hal-hal biasa yang mematikan rasa. Namun lagu tersebut berakhir dengan nada yang ringan, karena meskipun Bono masih aktif mencari, dia melakukannya sebagai orang yang penuh harapan.

C.S. Lewis pernah mengatakan bahwa jika kita menemukan dalam diri kita sebuah keinginan yang tidak dapat ditemukan kepuasan duniawinya, mungkin ini adalah bukti bahwa kita diciptakan untuk tempat yang berbeda. Tampaknya ini merupakan cerminan dari I Still Haven't Found What I'm Looking For. Atau, dengan kata lain, dalam kata-kata terkenal Agustinus berabad-abad yang lalu: “Hati kami gelisah sampai ia beristirahat di dalam dirimu.” (Our hearts are restless until they rest in You).