JAKARTA - Indonesian National Orchestra (INO) kembali melakoni tur konser di Eropa setelah sukses menggelar pertunjukan di Elbphilharmonie, Hamburg 2022 lalu. Para musisi yang dipimpin Franki Raden ini bertolak dari Bali pada 13 Mei lalu menuju Katowice, Polandia. Mereka diketahui baru saja mengikuti gelaran Indonesian Music Expo (IMEX) di Ubud, Bali (9-12/5).
INO dijadwalkan tampil di festival dan gedung konser bergengsi di Eropa. Diawali dengan Gardens of Sounds Festival di Katowice (Polandia) pada 17 Mei, Nijmegen Music Meeting Festival di Belanda pada 19 Mei, dan Amare Theater di kota Den Haag pada tanggal 23 Mei, lalu Tong Tong Festival 25 Mei akan jadi destinasi penutup.
Rangkaian tur ini berkat dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Bicara soal INO, mereka adalah sebuah platform musik baru yang berakar pada budaya musik Nusantara. Alat dan unsur musik yang digunakan mewakili seluruh tradisi musik Indonesia tapi mengacu pada estetika musik abad 20.
“Di dalam musik INO ada mantra Dayak, Bali, Nusa Tenggara Timur yang berbaur dengan unsur musik Sunda, Sumba, Batak, Minahasa, Betawi, Minangkabau dalam konstruksi heterofonis, polimetrik, microtonal, dan aleatoris,” ungkap Franki Raden dalam siaran tertulis yang diterima VOI.
Sejak awal pembentukannya di tahun 2010, INO telah menjelajahi benua Asia, Australia, dan Eropa menggaungkan suara budaya musik kontemporer Nusantara kepada dunia.
Di Katowice, antusiasme penonton sangat tinggi sehingga INO diminta main dua kali oleh pihak penyelenggara karena tiket sudah habis terjual untuk jam konser yang pertama.
“Harapannya INO akan dapat menjadi ujung tombak dari penjelajahan grup musik Indonesia di panggung internasional,” tambah Franki.
BACA JUGA:
Tur Eropa yang dilakukan oleh INO tidak terlepas dari kontribusi Indonesian Music Expo (IMEX) yang digagas oleh Franki Raden dengan Kemendikbud Ristek yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan serta menjajakan produk world music Nusantara ke pasar dunia dengan cara mengundang para pelaku atau pembeli produk world music dari seluruh benua datang dan menyaksikan IMEX di Ubud, Bali.
Harapan IMEX adalah para pembeli akan tertarik untuk mengundang grup-grup yang tampil di panggung IMEX ke negara mereka masing-masing. Para ‘pembeli’ ini merupakan kumpulan dari promotor musik, booking agent, produser, pemilik label, direktur festival, direktur pusat kesenian, media TV, radio & daring, anggota organisasi, asosiasi musik, dan termasuk para seniman musik dari negara lain.
“IMEX 2024 menjadi sebuah panggung musisi Indonesia dapat memperlihatkan kemampuan terbaik mereka dan menginspirasi audiens global. Ini adalah momen untuk musik Indonesia berbicara lebih luas dan mengukir jejak di dunia musik internasional,” pungkas Franki.