JAKARTA - Penyanyi senior Hetty Koes Endang menolak untuk berhenti dari dunia musik yang telah membesarkan namanya.
Memasuki usia 66 tahun, Hetty merilis versi remake dari lagu berjudul Buih Jadi Permadani.
Bagi Hetty Koes Endang, kesempatan kembali merilis lagu kali ini sebagai tantangan tersendiri baginya yang sudah absen dari studio rekaman selama 18 tahun.
"Saya merasa tertantang sekali, karena ini rekaman pertama saya setelah 18 tahun dan kembali bekerja bersama Musica,” ungkap Hetty Koes Endang saat konferensi pers di Senopati, Jakarta Selatan pada Senin, 7 Agustus.
“Saya happy dan excited bisa mempersembahkan lagu ini dengan versi baru, yang mudah-mudahan disukai oleh semua fans di manapun berada dan juga penikmat musik lainnya,” sambungnya.
Soal pemilihan lagu, Buih Jadi Permadani awalnya dipopulerkan oleh grup musik asal Malaysia, Exists pada tahun 1997.
Karakter slow rock yang khas dari Exists sangat melekat dengan lagu Buih Jadi Permadani, yang mana jadi salah satu alasan bagi Hetty untuk membawakannya dengan versi berbeda.
"Tantangannya pasti ada, tapi dapat diatasi. Karena seluruh aransemen musiknya sudah disesuaikan dengan vokal saya. Saya penikmat lagu ini, jadi ketika rekaman lagu ini saya bawakan dengan enjoy,” ucap Hetty.
Dalam proses rekaman dan syuting video klip, Hetty Koes Endang mengaku tak menemui kendala yang berarti. Ia merasa didukung oleh tim yang sangat membantu.
BACA JUGA:
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada halangan dan tantangan yang serius. Semua proses rekaman dan syuting video klip berjalan lancar, karena didukung kerja sama seluruh tim yang profesional,” kata Hetty Koes Endang.
“Mudah-mudahan ini jadi awal untuk saya bisa berkarya lagi di usia yang sudah tidak muda ini. Mohon dukungan dan doanya,” imbuhnya.
Sebagai informasi, proses pembuatan video klip hanya membutuhkan kurang lebih tiga jam. Jaka Triadi didapuk sebagai sutradara yang dilakukan di kediaman Afifah Yusuf, anak Hetty Koes Endang.