JAKARTA - Beyoncé disalahkan atas kenaikan inflasi Swedia setelah dimulainya tur Renaissance di negara itu bulan lalu.
Keputusan megabintang untuk memulai tur dunianya yang besar di Swedia menciptakan lonjakan harga restoran dan hotel di daerah tersebut ketika ribuan orang datang untuk pertunjukan tersebut.
Karena itu, Swedia melaporkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 9,7 persen di bulan Mei.
Michael Grahn, kepala ekonom di Danske Bank, bank terbesar di negara tetangga Denmark, mengatakan kepada CNN bahwa kenaikan inflasi “jelas tidak normal. Bintang datang ke sini sepanjang waktu, [tetapi] kami jarang melihat efek seperti ini.”
Dalam email ke BBC, Grahn menulis, "Saya tidak akan ... menyalahkan Beyoncé atas inflasi tinggi, tetapi penampilannya dan permintaan global untuk melihatnya tampil di Swedia tampaknya menambahkan sedikit ke dalamnya."
Dia menambahkan bahwa penggemar melakukan perjalanan ke negara itu untuk dua tanggal tur Renaissance yang terjual habis karena mata uang Swedia yang "sangat lemah" dan tiket konser yang relatif lebih murah dibandingkan dengan di tempat lain.
BACA JUGA:
Grahn juga menyebutkan bahwa "Jumlah hotel dan akomodasi terbatas di wilayah Stockholm," menambahkan bahwa hotel yang jauh dari Ibu Kota telah menaikkan harga sebagai akibatnya.
Dia mengharapkan "efek Beyoncé" berumur pendek, dengan harga hotel turun bulan depan.