Nomo Koeswoyo Tutup Usia, Ini Rekam Jejaknya di Dunia Musik Indonesia
Nomo Koeswoyo (Instagram @denny_mr)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia kehilangan salah satu musisi terbaiknya. Nomo Koeswoyo, yang dikenal sebagai drumer band legendaris Koes Bersaudara, tutup usia pada Rabu, 15 Maret di Magelang. Nomo berusia 85 tahun.

Lahir di Tuban, Jawa Timur pada 21 Januari 1938, Nomo merupakan anggota keluarga Koeswoyo yang paling buncit bergabung dalam grup Koes Bersaudara. Saat saudara-saudaranya; Jon Koeswoyo (bass), Tonny Koeswoyo (gitar), Yon Koeswoyo (vokal), dan Yok Koeswoyo (vokal) sudah tekun berlatih selama beberapa tahun, ia masih berkelana di luar Jakarta.

Sepulang dari Jakarta, Nomo menggantikan Iskandar di posisi drumer. Band yang pada awal perjalanannya bernama Kus Brothers ini berhasil merekam album pertama pada tahun 1962. Satu tahun berselang, grup ini berganti nama menjadi Koes Bersaudara.

Dilansir dari berbagai sumber. Perbedaan pendapat terkait jadwal latihan antara Tonny dan Nomo jadi awal perpecahan Koes Bersaudara. Kondisi Nomo yang sudah berkeluarga tidak memungkinkan harus menggantungkan hidup dari bermusik. Untuk itu, ia memiliki pekerjaan sampingan untuk menghidupi keluarganya. Di sisi lain, Tonny masih bujangan.

Tonny meminta Nomo untuk memilih antara musik dan pekerjaan. Nomo pun memilih keluar dari Koes Bersaudara pada 1969 dan posisinya digantikan oleh Kasmuri yang kemudian dikenal dengan nama Mury. Nama band ini berubah jadi Koes Plus.

Pada awal tahun 1973, Nomo mendirikan grup No Koes bersama Usman (gitar), Sofiyan (drum), Said (bass), Bambang Arsianti (gitar), dan Pompi Suradimansyah (kibor). Grup ini melahirkan berbagai album mulitgenre, dari pop, dangdut, Melayu, Jawa, dan lain sebainya. Mirip seperti Koes Plus.

Album-album yang mereka produksi antara lain berjudul Sok Tahu, Dicari, Permisi Numpang Lewat, Rindu, Hidup Ini Sementara, Remaja & Cinta, Bermain & Berhitung (pop anak-anak), Kulo Nuwun (pop Jawa), Gondal Gandul (pop Jawa), Tergoda Asmara, Bebas, dan Penuh Misteri (pop Melayu).

Tahun 1977, atas desakan keluarga dan penggemar, Koes Bersaudara kembali bersatu dengan ditandai lagu Kembali yang direkam pada album Koes Bersaudara Seri Perdana tahun 1977. Kesuksesan album ini kemudian diikuti empat album berikutnya hingga tahun 1978.

Namun, album-album tersebut tidak begitu sukses di pasaran. Popularitas Koes Plus yang sudah begitu kuat tak bisa ditandingi kembalinya Koes Bersaudara. Grup ini akhirnya bubar dan ketiga saudara Nomo kembali mengusung Koes Plus.

Koes Bersaudara sempat beberapa kali bersatu dan merilis album lagi. Mereka bahkan meraih kesuksesan dengan lagu Kau Datang Lagi pada 1987. Namun, pada tahun yang sama, Tonny meninggal dunia karena penyakit kanker yang dideritanya. Sebelum Tonny meninggal, Nomo bersama Koes Bersaudara sempat merilis album Dia Permata Hatiku.

Nomo kemudian melanjutkan karier solonya sambil sesekali reuni dengan Koes Bersaudara. Ia banyak menghabiskan masa tuanya di kota Magelang, Jawa Tengah bersama putra bungsunya, Reza yang telah berkeluarga. Di sana pula lah sang legenda mengembuskan napas terakhirnya.

Selamat jalan Nomo Koeswoyo....