Bagikan:

JAKARTA – Evoria Festival & Conference 2023 yang berkolaborasi dengan Diplomat EVO dan Alive Indonesia sukses digelar pada 11-12 Maret di M Bloc Space, Jakarta. Event ini berhasil memuaskan ratusan penonton yang hadir dengan sajian musik dan talk show di Foya, Bloc Bar, Live House, serta Creative Hall selama dua hari berturut-turut.

Pada perhelatan kali ini, Evoria berhasil menyuguhkan pengalaman baru lewat penampilan terbaik dari 10 musisi dan band pendatang baru yang telah lolos kurasi. Para musisi yang dijuluki 'Evoria 10' ini adalah Brian Rahmattio (Padang), Egi Virgiawan, Eleanor Whisper (Medan), Milka Eime, Sokhi, Virdania, Reyner, Dayze (Medan), Pink Pitch, dan Hippotopia.

Selain itu, acara ini juga dimeriahkan sejumlah bintang tamu seperti The Upstairs, The Adams, The Sigit, The Panturas, HMGNC, Perunggu, Bottlesmoker, The Sugar Spun, Iwa-K, dan Crayon Cosmos.

Tak hanya pementasan musik, Evoria juga turut menghadirkan para pembicara praktisi profesional di industri musik pada bidangnya masing-masing seperti Armand Maulana (GIGI) yang berbicara tentang "Hidup dari Musik", Arian 13 (Seringai) yang berbagi materi tentang "Strategi Sukses Menjual Merchandise Band", David Karto (Synchronize Fest dan Demajors) yang berbagi "Tips Menembus Festival-Festival Musik Ternama", dan Angkuy yang bercerita pengalamannya tur konser keliling dunia bersama Bottlesmoker.

Kemudian, Rey Idris Letlora (manager Pamungkas) yang membagikan tips dan trik menggelar tur konser secara mandiri, Rudolf Dethu (manager The Hydrant) yang berbagi tips gaya busana dan cara propaganda musik yang efektif, hingga Edy Khemod (drumer Seringai dan sutradara Cerahati) yang memberi arahan terbaik nan ramah di kantong dalam memproduksi video musik bagi musisi atau band pendatang baru.

Meskipun ada beberapa perubahan waktu dari rundown yang dibagikan, Evoria membuktikan, festival tetap berjalan lancar tanpa membatalkan satu pun pengisi acara.

Dari sekian banyak penampil di Evoria, VOI merangkum beberapa momen berkesan selama dua hari penyelenggaran event ini.

Pertama, Eleanor Whisper. Trio asal Medan ini berhasil membuka sesi musik pada hari pertama Evoria Festival dengan prima. Progresi chord dari lagu-lagu mereka yang tak mudah ditebak mampu membuat puluhan penonton  terkesima.

Selanjutnya, Sokhi. Unit vintage jazz yang pernah melaksanakan tur konser di Prancis ini sempat mengejutkan beberapa penonton yang bersantai di luar Live House lewat aksi promosi spontannya sebelum memulai penampilan.

“Hore!, Hore!, Hore!, Hore!, Ho!. Gembel naik kelas di potret Gubernur!” seru mereka menyanyikan mars Institut Kesenian Jakarta.

“Saksikan kami di Live House sebentar lagi!” lanjutnya.

Setelah itu, mereka tampil di hadapan penonton dengan riangnya menggunakan kemeja serba putih. Lagu-lagunya yang sekilas terdengar seperti Bing Slamet pun sangat mudah diterima sehingga penonton sesekali ikut bernyanyi meski banyak yang baru tahu mereka.

Selain sing a long, terpantau beberapa penonton sampai ada yang membuat lingkaran untuk berdendang bersama mengikuti beat lagu. Penampilan energik nan interaktif tersebut akhirnya ditutup dengan lagu cover Bella Ciao.

Kemudian, ada Egi Virgiawan. Musisi yang mengaku berasal dari Bekasi ini mampu membuat penonton terpukau berkat aksi penceritaan yang ia tuangkan lewat lagunya.

Egi Virgiawan saat tampil di Live House, M Bloc Space, Jakarta, Minggu. (Rifky Nugraha/VOI)

Syair-syair yang ia gaungkan dengan lantang hanya bermodalkan gitar ‘kopong’ tersebut, berhasil menuai suasana yang lebih sendu nan gelap di ruangan Live House.

Keempat, Crayon Cosmos. Penampilannya dibuka dengan suara gitar yang berhasil menyambar Bloc Bar sehingga mampu membuat penonton mendekat ke area panggung. Apalagi, berbagai lagunya bisa dibilang cukup catchy di telinga.

Terakhir adalah Perunggu. Kehadiran band ini ditandai pertama kali saat Foya tiba-tiba dikerumuni antrean panjang. Untungnya, para penonton yang ingin menyaksikan ‘band rock pulang kantor’ ini bisa tertampung dengan aman.

Hal itu merupakan suatu kewajaran jika mengingat kesuksesan album Memorandum yang rilis pada tahun lalu. Apalagi, beberapa lagu di dalam album tersebut juga berhasil dibawakan langsung dengan apik.

Kehadiran mereka yang mengenakan kemeja serba batik ini dibuka dengan intro ikonik dari Tarung Bebas yang menuai gelora penggemar hingga akhir penampilannya.

Secara keseluruhan gelaran ini berlangsung sangat baik mulai dari sisi akses dan teknis. Pihak penyelenggara terpantau tidak berusaha keras untuk memaksa mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya, sehingga alur festival tetap terjaga dengan baik.

Harga tiket yang dibanderol seharga Rp100 ribu-Rp200 ribu ini pun terbilang sangat murah untuk mendapatkan sejumlah hidangan yang diberikan Evoria. Sehingga, semua elemen tersebut mampu memanjakan para pembeli tiket yang tetap hadir sampai event ini selesai.