Bertema Koboi, Reality Club Bereksperimen dalam <i>Dancing in the Breeze Alone</i>
Reality Club dalam peluncuran video musik Dancing In The Breeze di Jakarta, Kamis (Rifky Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah sukses dengan Anything You Want, kuartet rock asal Jakarta, Reality Club, segera melepas video musik dari lagu Dancing in the Breeze Alone pada 24 Februari besok.

Dancing in the Breeze Alone adalah sebuah penghormatan untuk film dan video game bertemakan spaghetti western beserta karakteristik yang ikonik dalam genre tersebut. Lagu ini berisikan banyak suara bertema musik koboi yang mengingatkan kita pada era wild west.

Lagu ini bercerita tentang kehilangan cinta dan yang tersisa hanyalah akhir tidak bahagia. Sehingga, akhir tersebut memberi dampak kepada kita di mana kita cenderung memperlakukan pasangan kita dengan tidak baik, dan akhirnya saling menyakiti satu sama lain hanya untuk membuat pasangan kita merasakan sakit yang kita rasakan.

Pada akhirnya, ketika semuanya terasa hampa (tertuang dalam potongan lirik "empty harmony"), kita hanya melakukan gerakan-gerakan (tertuang dalam potongan lirik "dancing") bagaikan ikan yang mau tidak mau mengikuti arus air.

Reality Club dalam lagu ini menampilkan ansambel paduan suara dari Kancatala, dan juga orkestra 46 piece yang dimainkan oleh Budapest Scoring Orchestra, yang turut bertanggung jawab atas scoring musik untuk banyak film terkenal, seperti Squid Game dan Get Out.

Untuk memberikan pengalaman lebih mendalam, Reality Club bekerja sama dengan Miura Films untuk memproduksi video klip ini, yang disutradarai oleh Ibnu Dian dan turut dibintangi oleh Bobby Mandela.

Vokalis Reality Club, Fathia Izzati menjelaskan terkait proses pemilihan orang-orang yang terlibat dalam video musik ini.

"Ini proyek ambisius banget sih, berawal dari Faiz dulu terus habis itu kirim ke Ibnu. Dan dari awal kita emang pengennya Ibnu yang nge-direct ini. Terus habis itu, kita pindah ke beberapa production house (PH) sampai akhirnya kita memilih Miura Films," ujar Fathia Izzati dalam peluncuran video musik Dancing In The Breeze di Jakarta, Kamis.

"Nah kalau lahirnya kita menemukan karakter Mortas itu, awalnya ada beberapa kandidat dulu kan. Habis itu Era nyaranin buat memilih Bobby Mandela yang emang mereka teman main bisbol. Pas aku lihat Instagram-nya, cocok banget sih. Mukanya tuh penjahat banget soalnya," sambung dia.

Video musik ini diambil seluruhnya di pulau Bali dan sepenuhnya menggunakan efek praktis dan aksi nyata dari para pemainnya, di mana mereka pun harus mengikuti kursus untuk dapat menunggang kuda dengan baik.