Bagikan:

JAKARTA - Dalam rangka ikut merayakan Halloween yang jatuh hari ini, Kamis, 31 Oktober, Reality Club merilis ulang lagu “Desire” menjadi versi horor dengan judul “Desire (Horror Version)”.

“Desire” sendiri merupakan materi dari album kelima “Reality Club Presents...” yang dirilis pada 26 Mei 2023.

Versi horor ini bukanlah remix atau rework, melainkan aransemen alternatif dari strings section yang dikerjakan oleh Chicha Adzhari dan dibawakan serta direkam oleh Budapest Scoring Orchestra. Kolaborator ini juga dikenal karyanya di lagu-lagu Reality Club lainnya di album ketiga, seperti “Dancing In The Breeze Alone”, “Desire”, dan “Love Epiphany”.

“Versi horor ini memiliki aransemen strings yang berbeda dari versi yang dirilis di album,” kata Faiz (vokal, gitar) sebagai penulis lagu, dalam keterangannya, Kamis.

“’Desire’ yang seharusnya menjadi sebuah lagu dengan nuansa thriller, ternyata jadi lebih mirip dengan soundtrack film horor. Versi ini lebih terasa menakutkan dan intens”, lanjutnya.

Yang menjadikan “Desire (Horror Version)” cukup menarik, kata Faiz, versi ini sebetulnya merupakan draf pertama, namun sayangnya saat digarap tidak terdengar sesuai dengan visi yang Reality Club miliki pada awalnya.

“Kami ingin lagu ini menjadi lagu yang mendebarkan dan terkesan badass, tapi kami tetap menyukai versi ini dan ingin menyimpannya untuk dirilis suatu hari nanti. Hari itu ternyata tiba tepat di Halloween tahun ini,” ujar Faiz.

Selain sudah dapat didengar di platform musik digital, video musik animasi juga dihadirkan untuk versi horor ini, yang disutradarai dan disunting oleh Arya Satriaputra dan akan ditayangkan di kanal YouTube resmi Reality Club.

Dengan niat untuk menambahkan sentuhan horor pada lagu, Arya terinspirasi dari video game yang pernah ia mainkan beberapa tahun yang lalu.

“Referensi utamanya adalah sebuah DLC (downloadable content) dari Red Dead Redemption yang berjudul Red Dead Undead Nightmare. Saya dulu memainkannya di XBOX 360, dan begitu saya mendengarkan versi horor dari ‘Desire’, game tersebut langsung terbayang di benak saya,” ujar Arya.

“Selain itu, saya juga mengambil beberapa referensi lain dari film-film slasher B-Movie dengan menambahkan beberapa efek grain dan 'film damage',” tandasnya.