JAKARTA - Pengalaman berdesakan di antara kerumunan dan bernyanyi sekencang-kencangnya tanpa terhalang masker saat konser menjadi sebuah kemewahan ketika pandemi muncul. Sebelum virus corona menghantam dunia, musisi dari negeri Ginseng bergantian menggelar konser di Indonesia, bertemu langsung dengan penggemar mereka di Asia Tenggara.
Epik High juga sempat menyapa para penggemarnya di Indonesia tepat sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 di sebuah festival musik yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Kala itu, Epik High berbagi panggung dengan musisi lokal dan internasional seperti Agnez Mo, Sheila on 7 hingga Phum Viphurit dari Thailand. Tentu saja, lagu yang dibawakan kala itu tak terlalu banyak. Tapi sambutan untuk Epik High tetap terasa gegap gempita.
Tak lama selepas mereka menyapa Bandung, kasus pertama COVID-19 ditemukan di Indonesia dan semuanya tak lagi sama. Pertunjukan musik digelar secara virtual demi menjaga kesehatan, menekan risiko penularan virus.
Setelah melewati berbagai upaya agar bisa hidup di kenormalan baru, acara-acara yang mengundang kerumunan mulai diperbolehkan, termasuk konser musik.
"Akhirnya Epik High datang lagi!", barangkali itu yang dipikirkan oleh penonton yang asyik berjingkrak-jingrak menikmati penampilan Tablo, Mithra Jin dan DJ Tukutz, di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (16/7). Kehadiran grup musik hip hop dari Korea Selatan yang debut pada 2003 ini disambut dengan hangat, kursi-kursi yang disediakan untuk semua penonton tidak terpakai. Hampir semuanya langsung berdiri, melompat, berjingkrak, dan berteriak riuh meski mengenakan masker mengingat pandemi COVID-19 masih belum berakhir.
Bukan cuma penggemar yang kangen mendengarkan langsung musik-musik Epik High, ketiga anggota grup ini juga menyatakan kerinduan mereka terhadap Indonesia. Setelah tanpa basa-basi membawakan "Here" dan "Prequel" dari album teranyar "Epik High Is Here 下 (Part 2)" serta "Fly" dari album "Swan Songs" yang sukses di puncak tangga musik Korea ketika dirilis pada 2005, Epik High memperkenalkan diri diiringi guyonan, lagu tema "Avengers", serta bahasa Korea yang segera diterjemahkan oleh Tablo.
Setelah DJ Tukutz memamerkan keahliannya menari seperti anggota grup K-pop, dan Mitra Jin memperkenalkan diri dengan gaya yang lebih tenang meski posisinya adalah si bungsu di trio ini.
Tablo segera berganti peran jadi seorang narator sekaligus penerjemah, menyampaikan apa yang dikatakan dua rekannya dalam bahasa Korea ke bahasa Inggris, sambil menambahkan deskripsi jenaka. Tablo berkelakar bahwa Mithra, yang tahun ini menginjak usia 39 tahun, adalah anggota paling muda yang paling menggemaskan, juga punya tubuh yang paling berbulu.
Giliran Tablo yang memperkenalkan diri sekaligus melepas rindu.
"Sudah sangat lama tidak berkunjung ke kampung halaman kedua saya," kata Tablo, yang pernah tinggal di Jakarta saat kecil, dalam bahasa Inggris. "Tempat saya tumbuh besar adalah Jakarta," lanjut musisi 41 tahun ini.
Tablo mengatakan, dia ingin berkunjung ke Indonesia setidaknya setahun sekali, tapi terakhir kali Epik High manggung adalah tepat sebelum pandemi dimulai.
Dua tahun belakangan bukanlah waktu yang mudah untuk semua orang, tapi yang penting, kata Tablo, hari ini mereka bisa bertatap muka secara langsung, berbagi energi di ruangan yang sama.
"And for you... Epik High...is...here!"
BACA JUGA:
Mereka kembali membawakan lagu-lagu dari album studio ke-10 mereka seperti "Face ID", "Rosario", "In Self-defense", "Super Rare" juga lagu-lagu dari album lama seperti "Burj Khalifa", "Love Love Love", "Don't Hate Me".
Panggung yang sederhana tetap seru karena Tablo dan Mithra Jin sibuk melompat-lompat, atau berlarian ke sana-sini, saling bertukar formasi sehingga setiap sisi panggung tak pernah kosong.
Tak melulu berada di balik meja DJ bertuliskan Epik High, DJ Tukutz dengan lincah menggerakkan tubuhnya, menari mengikuti irama menghentak yang memang membuat tubuh ingin terus bergerak. Tablo berseloroh, memperkenalkan apa yang akan diperlihatkan DJ Tukutz sebagai "tarian K-pop yang sebenarnya" sebelum mendorong semua orang untuk mengabadikan momen tersebut sebagai bagian dari sejarah.
Suasana kian memanas ketika grup yang tahun ini manggung di Coachella membawakan koreografi sederhana namun bertenaga, gerakan berlari yang lumayan kompak, saat membawakan lagu "Fan".
Menjelang akhir konser, mereka menandatangani sebuah kaos di atas panggung, dan melemparkannya ke arah penonton yang menjerit-jerit, berharap kaos itu akan dilemparkan ke arah mereka. Sebelum memberikan kaos itu kepada penonton yang beruntung, Tablo dengan gaya kocaknya mengingatkan semua orang berhati-hati agar tak ada yang terluka ketika berusaha mendapatkan merchandise tersebut.
"Kalau kaosnya mengarah kepadamu, dan tenagamu besar, jangan melompati atau menyerang orang di sebelahmu. Kaos ini tak seberapa berharga, jujur saja ini kaos yang cukup murah," gurau Tablo.
Pertunjukan sekitar 1,5 jam ini ditutup dengan "Born Hater", lagu rilisan 2014 yang versi aslinya dibawakan bersama rapper-rapper lain seperti Beenzino, Verbal Jint, B.I, Mino, dan Bobby. Di Jakarta, sebagian lirik lagu yang video klipnya sudah ditonton 22 juta kali di YouTube itu dibawakan oleh DJ Tukutz.
Pertunjukan di Jakarta merupakan tempat pamungkas dari fase pertama tur Asia Pasifik 2022. Sebelum tiba di Jakarta, Epik High sudah lebih dulu mengguncang panggung di Singapura, Australia dan Thailand.
"Kami sengaja menyimpan yang terbaik di akhir!"