JAKARTA - Pada April lalu, Honda memperkenalkan model listrik terbarunya yaitu Ye S7 untuk pasar China. Model tersebut merupakan produk dari usaha patungan antara Honda dan Dongfeng. Kabar mengenai spesifikasi mobil ini telah bocor ke publik.
Dilaporkan CarNewsChina, Sabtu, 10 Agustus, informasi mobil tersebut bocor dari dokumen milik Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) yang menyebut mobil ini memiliki dimensi panjang 4.750 mm, lebar 1.930 mm, tinggi 1.625 mm, dan wheelbase hingga 2.930 mm.
Mobil tersebut dikabarkan bakal tersedia dalam pilihan pelek 19 inci atau 21 inci. Menurut dokumen tersebut, model tersebut memiliki bobot 2.175 hingga 2.191 kg.
Honda Ye S7 akan tersedia dalam varian motor listrik tunggal dan memiliki performa yang sama seperti varian penggerak semua roda, yakni menghasilkan tenaga puncak hingga 200 kW. Dengan demikian, mobil tersebut dapat menyentuh kecepatan tertinggi 180 km/jam.
Kemungkinan mobil ini akan menggunakan baterai lithium-ternary yang dipasok oleh CATL dengan kapasitas 89,8 kWh untuk berpenggerak semua roda. Kemungkinan, varian motor listrik tunggal juga akan menggunakan baterai tersebut.
Jika demikian, maka diperkirakn Ye S7 dapat mencapai jarak tempuh sekitar 700 km berdasarkan perhitungan CLTC.
BACA JUGA:
Berbeda dari sebelumnya, model Ye S7 akan dilengkapi badge terbaru Honda yang tidak lagi memiliki outline di sekitar logo ‘H’. Desain pada lampu depan dan belakang akan mengambil inspirasi dari huruf ‘H’ yang memanjang.
Untuk mengisi dayanya, pabrikan memberikan port pengisian daya pada mobil ini berada di sisi kanan di atas lengkungan roda.
Penjualan Honda Ye S7 versi motor tunggal dan ganda kemungkinan akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan.
Seri Ye merupakan salah satu bentuk komitmen Honda dalam menciptakan mobilitas nol emisi. Ini sejalan dengan visi global perusahaan yang ingin menetralkan karbon pada semua lini produk dan aktivitas produksi pada 2050 mendatang.
Selain itu, pabrikan berlogo ‘H’ berencana akan memperkenalkan 10 model EV di China pada 2027 dan menjadikan kendaraan listrik mewakili 100 persen penjualan mobil di negeri tirai bambu pada 2035 mendatang.