Bagikan:

JAKARTA - Pada 30 September 2009, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat. Kota Padang menjadi daerah yang paling berdampak. Gempa juga bahkan terasa sampai Jabodetabek, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Menurut data pemerintah daerah Sumatera Barat yang dikutip dari Liputan 6, gempa di Kota Padang dan sekitarnya menyebabkan 1.115 orang tewas dan 2.329 lainnya terluka. Dalam segi materi, sebanyak 279.000 bangunan mengalami kerusakan. Padang Pariaman menjadi kota dengan korban jiwa terbanyak yaitu 675 orang, diikuti Kota Padang sebanyak 313 orang, Agam 80 orang dan Pariaman sebanyak 37 Orang.

Besarnya kekuatan gempa mengakibatkan banyak bangunan runtuh di Kota Padang, termasuk gedung-gedung pemerintahan. Selain itu, dilaporkan bahwa sebanyak 65 bangunan tua yang termasuk bangunan cagar budaya di Padang juga rusak dan runtuh. Akibat runtuhnya bangunan-bangunan, banyak orang yang tidak sempat menyelamatkan diri tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan atau tertimbun longsoran tanah.

Selain menghadapi ketakutan akan gempa susulan, para korban bencana harus menghadapi ketakutan akibat gelapnya malam karena listrik padam di seluruh kawasan terdampak gempa. Bandar Udara Minangkabau juga ditutup dan dibuka kembali pada 1 Oktober 2009.

Dampak Gempa Padang (D.W. Fisher-Freberg/Wikimedia Commons)

Terputusnya jalur telepon akibat gempa juga mempersulit komunikasi ke daerah bencana. Hal tersebut membuat informasi tentang seberapa besar kerusakan akibat gempa terbatas saat itu. Dalam sisi evakuasi korban, minimnya alat berat untuk membongkar reruntuhan dan hujan deras yang mengguyur membuat tim evakuasi sulit melakukan penyisiran korban.

Menurut sejumlah pakar, terjadinya gempa di Sumatera Barat khususnya di Padang yang menjadi lokasi yang terdampak paling parah karena wilayah itu berada dekat dengan persinggungan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa itu berpusat di 0,84 Lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT). Kira-kira 57 km barat laut Pariaman Provinsi Sumatra Barat pada kedalaman 71 km

Mengutip BBC, laporan lain juga menjelaskan bahwa Gempa Padang terjadi di lempeng yang sama dengan lempeng yang menyebabkan tsunami Asia pada 2004. Saat itu menyebabkan lebih dari 230.000 orang di beberapa negara Asia tewas akibat tsunami.

Gempa kedua lalu terjadi keesokan harinya. Gempa terjadi di sekitar 225 km sebelah Tenggara Padang, tepatnya di Sungaipenuh, Kabupaten Kerinci sekitar 400 km dari Kota Jambi. Beberapa lokasi dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah.

Dampak Gempa Padang (D.W. Fisher-Freberg/Wikimedia Commons)

Kucuran bantuan

Gempa Padang adalah gempa terbesar selama beberapa tahun terakhir saat itu. Bahkan guncangan gempanya lebih kuat dibandingkan Gempa Yogyakarta pada 2006. Hal ini membuat banyak pihak menawarkan bantuan, termasuk pihak asing. Saat itu Pemerintah Australia menawarkan bantuan darurat kepada Indonesia jika diperlukan.

Melansir Detik, Kepala Bidang Kemanusiaan PBB dan Menteri Keuangan Jepang juga mengunjungi lokasi gempa. Kedatangan mereka bagian dari sebagai inspeksi terhadap bantuan pemulihan pasca gempa.

Kepala Bidang Kemanusiaan PBB John Holmes terbang ke Padang untuk bertemu dengan LSM dan pemerintah setempat. Sementara Menteri Keuangan Jepang saat itu Katsuya Okada, tiba di lokasi gempa untuk bantuan obat-obatan yang diberikan di utara Padang.

Selain itu, Inggris juga mengirimkan tim ahli pencari dan penyelamat korban bencana untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban. Inggris mengirim sebanyak 60 orang dengan membawa peralatan penyelamat khusus. Qatar yang juga mengirimkan bantuan dan tim SAR langsung ke lokasi gempa di Padang untuk membantu evakuasi.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya