JAKARTA - Pada 27 September 1996, Pertempuran Kabul berakhir. Pertempuran ini mengacu pada serangkaian pertempuran dan pengepungan di kota tersebut selama periode 1992-1996. Perang ini diakhiri dengan Taliban berhasil menguasai pemerintahan Afghanistan.
Sepanjang Perang Soviet–Afghanistan dari 1979–1989 dan perang saudara antara 1989 hingga 1992, Kota Kabul hanya mengalami sedikit pertempuran. Namun semua iitu berubah ketika rezim komunis Mohammad Najibullah runtuh pada April 1992. Terdapat perjanjian damai antara partai-partai politik Afghanistan yang tidak berjalan mulus dan memicu konflik panjang.
Mengutip laporan Human Rights Watch berjudul Blood-Stained Hands Past Atrocities in Kabul and Afghanistan’s Legacy of Impunity, setelah pembicaraan damai antara Menteri Pertahanan Afghanistan Ahmad Shah Massoud dan Pemimpin Hezb-e Islami Gulbuddin, Hekmatyar Gulbuddin, pemerintah setuju untuk menunjuk Hekmatyar sebagai perdana menteri. Tetapi perjanjian itu runtuh dalam waktu kurang dari seminggu, ketika pesawat Presiden sementara Afghanistan Sibghatullah Mujaddidi diserang roket setelah kembali dari perjalanan ke Islamabad.
Mujaddidi mengklaim bahwa pasukan Hekmatyar dan mantan agen dari pemerintahan Najibullah melakukan serangan itu. Ia juga mengklaim Hekmatyar sebelumnya mengancam akan menembak jatuh pesawatnya.
Partai Jamiat dan Junbish melawan pasukan Hetmatyar di selatan kota Kabul pada akhir Mei 1992. Hekmatyar membalas dengan menembaki dan meroket Kabul pada awal Juni, menghantam semua area kota. Pasukan Junbish dan Jamiat menembaki daerah-daerah kembali melakukan aksi serangan di selatan kota. Sementara itu, faksi-faksi dari Sunni dan Syiah di Kabul juga mulai berperang satu sama lain di Kabul barat. Total sebelas kelompok bersenjata memasuki Kabul dan saling berperang.
Pasukan Hekmatyar menguasai titik-titik penting Kabul seperti istana presiden, kantor perdana menteri, Bandara Internasional Kabul, kementerian pertahanan dan banyak kantor pemerintah penting lainnya. Sebagian besar kota terletak di Tepi Utara Sungai Kabul. Pasukan Jamiat yang dipimpin Burhanuddin Rabbani juga mengambil alih kantor-kantor penting yang strategis.
Meskipun pasukan Hekmatyar mencapai gerbang kementerian kehakiman dan mengambil kendali kementerian dalam negeri, mereka dengan cepat dipukul mundur setelah pengeboman oleh Angkatan Udara Afghanistan, yang didukung oleh peluru artileri yang ditembakkan dari menara TV ke Jade Maiwand. Ratusan pejuang Hezb terbunuh dan ditawan, termasuk beberapa pejuang asing.
Pasukan Hekmatyar juga menyerbu penjara Pul-e-Charkhi, saat masih berada di pusat Kabul. Mereka lalu membebaskan narapidana yang mampu mengangkat senjata dan melakukan tindakan mengerikan terhadap penduduk. Dengan runtuhnya institusi pemerintah dan banyaknya faksi yang bertempur, menjaga ketertiban di Kabul menjadi hal yang mustahil.
Kemenangan Taliban
Perubahan signifikan terjadi ketika gerakan Taliban pertama kali muncul di kancah militer pada Agustus 1994. Taliban mengklaim akan membebaskan Afghanistan dari kepemimpinan korup para panglima perang saat itu dan membangun masyarakat Islam yang murni. Pada Oktober 1994, Taliban mendapat dukungan dari Pakistan, yang tidak senang dengan kegagalan Hekmatyar dan melihat Taliban sebagai pengaman rute perdagangan ke Asia Tengah dan mendirikan pemerintahan di Kabul yang bersahabat.
Para pedagang Pakistan telah lama mencari rute aman untuk mengirim barang-barang mereka ke Asia Tengah, oleh sebab itu dengan cepat mereka memberi bantuan dana untuk Taliban. Dengan demikian, Pakistan berharap pemerintahan akan stabil di Afghanistan, terlepas dari ideologi apa pun yang akan dianut. Pakistan memiliki harapan bahwa 3 juta warga Afghanistan yang selama 15 tahun mengungsi di Pakistan akan kembali ke tanah air mereka jika Afghanistan kembali stabil.
Pada Oktober 1994, Taliban melakukan pemberontakan di Kandahar, merebut kota itu pada 5 November 1995. Mereka lalu merebut sebagian besar wilayah selatan. Setelah itu Taliban mulai mendekati Kabul, merebut Wardak pada awal Februari dan Maidshahr pada 10 Februari 1995. Pada 14 Februari 1995, Hekmatyar terpaksa meninggalkan posisi artilerinya di Charasiab karena kemajuan Taliban. Oleh karena itu, Taliban dapat menguasai persenjataan.
Taliban terus melancarkan serangan terhadap Kabul, menggunakan peralatan milik Hezb-e Islami Gulbuddin. Taliban saat itu sempat mundur, lalu saat mereka mundur sejumlah besar penjarahan terjadi di Kabul barat daya oleh pasukan Rabbani dan Massoud.
Pada Oktober 1995, Taliban merebut kembali Charasiab dan pada 20 November 1995 memberi pemerintah ultimatum lima hari. Mereka menyatakan akan melanjutkan pengeboman jika Presiden Burhanuddin Rabbani dan pasukannya tidak meninggalkan Kabul. Namun ultimatum ini akhirnya ditarik. Pada November dan Desember dilaporkan bahwa penembakan, peluncuran roket, dan pengeboman berulang kali terjadi.
Pertempuran dan saling usir antara Taliban dan faksi-faksi terus terjadi hingga akhirnya pada September 1996, Taliban kembali menguasai Kabul secara penuh. Mantan presiden Afghanistan Najibullah dan saudaranya dihukum gantung karena dianggap sebagai boneka yang setia kepada negara-negara selain Afghanistan. Semua instansi penting pemerintah berada di tangan Taliban dalam beberapa jam, termasuk istana presiden dan kementerian pertahanan, keamanan dan urusan luar negeri. Aturan syariah yang sangat ketat diberlakukan pada penduduk sipil. Emirat Islam Afganistan pun diresmikan.
Taliban sempat mundur dari pemerintahan Afghanistan pada 2001 setelah Amerika Serikat (AS) melakukan invasi untuk pemberantasan terorisme. Namun pada 16 Agustus 2021, Taliban kembali menguasai Kabul. Dengan cepat menguasai daerah dan perkantoran penting termasuk istana kepresidenan. Sebelum mengambil alih Kabul, Taliban gencar melakukan serangan. Taliban sebelumnya juga berhasil menguasai dua kota terbesar kedua dan ketiga Afghanistan, Kandahar dan Herat.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.
SEJARAH HARI INI Lainnya
BACA JUGA: