JAKARTA - Bir adalah minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Orang-orang telah meminumnya selama ribuan tahun. Ilmuwan menemukan bukti bahwa produksi bir berasal dari 7.000 SM.
Mesopotamia kuno menulis puisi tentang bir dan menganggapnya sebagai bukti keberadaan ilahi. Orang Mesir Kuno menggunakan bir dalam sejumlah upacara keagamaan.
Sementara, pada Abad Pertengahan di Eropa, para biksu membawa bir di biara. Mereka meningkatkan kerajinan pembuatan bir menjadi bentuk seni.
Pada 2019, produksi bir global mencapai sekitar 1,91 miliar hektoliter. Angka itu naik dari 1,3 miliar hektoliter pada 1998.
Pelarangan bir di AS
Negara-negara terkemuka dunia dalam produksi bir adalah China, Amerika Serikat (AS), dan Brasil. Setiap 7 April, AS merayakan Hari Bir Nasional (Beer National Day).
Banyak pabrik menyiapkan sejumlah bir dan berusaha memikat pelanggan dengan penawaran khusus. Tapi ada makna yang lebih dalam dari liburan tak resmi itu.
Bir berhasil diproduksi secara legal dan dijual di negara itu setelah musim kering yang berlangsung selama bertahun-tahun. Asal usul adanya Hari Bir Nasional dimulai pada 1919, ketika Kongres meloloskan Amandemen Ke-18, yang melarang penjualan, transportasi, dan produksi alkohol di AS.
Aturan ini menandai dimulainya era pelarangan, yang membuat banyak orang AS beralih ke cara-cara kreatif untuk menikmati minuman beralkohol. Selama 13 tahun larangan minuman alkohol, ada lebih dari 40 persen dari 1.356 pabrik tetap beroperasi.
Mereka yang berhasil melewati beberapa rute sangat inovatif untuk tetap menjual bir. Kurang dari 1 persen bir diizinkan untuk diproduksi dengan cara brew, yang juga dilakukan oleh banyak pembuat bir dengan berbagai tingkat keberhasilan.
Beberapa produsen bir akhirnya mengekstrak malt untuk pembuat roti dan terlibat di industri makanan. Dengan semua peralatan pendingin yang mereka miliki, banyak pabrik yang beralih ke industri susu, membuat keju atau es krim.
Tetapi pelarangan ini masih menjadi pukulan telak bagi industri lainnya hingga akhir 1970-an. Saat itu, hanya ada sekitar seratus pabrik bir di AS yang dimiliki oleh segelintir perusahaan besar.
Bir kembali legal di AS
Kemudian, Franklin Delano Roosevelt menjabat sebagai presiden. Orang AS mengalami perubahan ketika Roosevelt menandatangani Cullen-Harrison Act, yang sekali lagi membuat penjualan dan konsumsi minuman rendah alkohol seperti bir dan anggur legal di AS.
Presiden ke-32 ini mengambil peran tersebut selama masa Depresi Hebat pada 1932. Pemberlakuan undang-undang baru tersebut membantu membuka sumbatan pendapatan yang sangat dibutuhkan yang dapat diperoleh melalui penjualan minuman beralkohol.
Undang-undang tersebut disahkan pada 22 Maret 1933, menandai pertama kalinya orang AS secara legal dapat menenggak brewski dengan nyaman lagi. Namun secara resmi, tindakan tersebut mulai berlaku pada 7 April 1933, membuat banyak orang AS turun ke jalan dan merayakannya dengan minum bir bersama-sama.
Pada 2009, seorang pria Virginia bernama Justin Smith memutuskan untuk memperingati hari bersejarah ini dan membuat Hari Bir Nasional tidak resmi miliknya sendiri. Sejak itu, telah diakui oleh negara bagian Virginia dan secara tidak resmi oleh jutaan penggemar minuman di seluruh negeri.
Salah satu hal terbaik tentang bir adalah banyaknya varietas yang ada dan daftarnya terus bertambah. Dalam hal kandungan alkohol, bir biasanya berkisar antara 4-7 persen alkohol, sangat nikmat dikonsumsi sebagai minuman dingin saat musim panas tanpa terlalu khawatir akan keracunan.
Hari Bir Nasional juga memberi kesempatan kepada pencinta bir untuk menikmati segalanya mulai dari stout hingga pilsner melalui banyak penawaran yang ditawarkan restoran di seluruh negeri.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.