JAKARTA - Pada 3 April 1882, seorang penjahat Amerika Serikat (AS), Jesse James tewas ditembak. Ia mati di tangan Bob Ford, rekannya sendiri, dalam salah satu kisah pengkhianatan kriminal paling dikenal di dunia.
Jesse Woodson James, nama lengkap sang bandit. Ia lahir di Kearney, Missouri, AS. Ayah Jesse, Robert James memiliki sebuah peternakan di daerah itu. Robert meninggal dunia ketika Jesse berusia tiga tahun.
Kehilangan sosok Robert tak hanya dirasakan Jesse, tapi juga adik perempuannya, Susan Lavenia James dan kakak laki-lakinya, Alexander Franklin. Selepas kepergian Robert, ibu Jesse, Zerelda sempat menikah dua kali dan melahirkan empat anak.
Ketika Perang Sipil AS terjadi pada 1861, Jesse dan kakaknya, Frank bergabung dalam perlawanan menghadapi kubu Utara berssama pasukan gerilyawan Selatan. Jesse dan Frank sama-sama terlibat dalam pembantaian penduduk dan pasukan yang terafiliasi dengan kubu Utara.
Seusai perang, Jesse dan Frank kembali ke peternakan sang ayah di Missuouri. Namun, perang sipil terlanjur mengubah keduanya.Kehidupan peternakan yang tenang dan damai bukan lagi hal menarik buat mereka. Dari titik itulah James bersaudara jadi kriminal.
Aksi kriminal James bersaudara
James bersaudara memulai aksi kriminal mereka dalam perampokan di sebuah bank di Liberty. Mereka beraksi bersama delapan orang lain pada 13 Februari 1866. Di tahun yang sama, Cole Younger bergabung bersama kelompok itu, yang kemudian dibuntuti saudara-saudaranya yang lain.
Aksi Jesse dan kelompoknya meluas ke sejumlah wilayah lain, seperti Iowa, Alabama, hingga Texas. Dilansir History Daily, Jesse begitu menyukai perhatian publik. Hal itu yang terus mendorongnya merancang perampokan-perampokan lain. Yang menarik dari citra kriminal Jesse adalah orang-orang menganggapnya sebagai Robin Hood modern.
Kebesaran Jesse sebagai penjahat dapat disejajarkan dengan Billy The Kid. Kisah Jesse diangkat ke banyak novel dan layar lebar juga diangkat menjadi sebuah balada berjudul Jesse James, Bandit Kejam dari Missouri yang populer di abad 19. Citra Jesse sebagai Robin Hood diperkuat oleh pencitraan dalam judul-judul tersebut.
Pergerakan mereka tak asal. Jesse dan kelompoknya memastikan sasaran perampokan mereka tidak boleh orang-orang dari kubu Selatan. Pada 1873, James dan kelompoknya melakukan perampokan di atas kereta api. Aksi itu menarik perhatian seorang detektif, Pinkerton yang bertekad menangkap dan mengadili Jesse dan kelompoknya.
Upaya penangkapan yang disusun Pinkerton jadi sial bagi polisi. Penangkapan itu melukai seorang wanita dan anak Jesse hingga memancing simpati publik pada Jesse dan kelompoknya. Ya, Jesse sempat menikah dengan sepupunya pada 1874. Ia memiliki dua anak dari pernikahan itu.
Pernikahan tak menghentikaj Jesse. 7 September 1876, keduanya merampok First National Bank di Northfield, Minnesota. Aksi itu gagal. Jesse dan Frank begitu dekat dengan petaka kala itu. Bayangkan, kecuali mereka, seluruh anggota kelompok tewas atau ditangkap. James bersaudara kemudian membentuk kelompok baru pada 1879.
Dibunuh pengecut demi 10 ribu dolar AS
Pada tahun 1881, Gubernur Missouri Thomas T. Crittenden menawarkan imbalan 10 ribu dolar AS bagi siapa pun yang mampu menangkap Jesse dan Frank. Tak peduli hidup atau mati. Sayembara ini menarik minat Charlie dan Robert "Bob" Ford.
Keduanya adalah anggota dalam kelompok baru Jesse. Selain silau uang, keduanya juga memiliki dendam terhadap Jesse. Pada 3 April 1882, saat ibu Jesse membuat sarapan, kelompok baru ini menggelar pertemuan tentang rencana perampokan selanjutnya.
Seperti biasa, rencana dirancang Jesse. Di situlah ajal Jesse. Ketika Jesse membalikkan badan untuk membenahi posisi bingkai foto --bertulis "In God We Trust", Bob Ford berdiri dan menembak Jesse berkali-kali tepat di bagian belakang kepala Jesse.
Jesse tewas seketika. Ia dimakamkan di St. Joseph, Missouri. Di batu nisan Jesse tertulis: Jesse W. James, Wafat 3 April 1882, Umur 34 tahun, 6 bulan, 28 hari. Dibunuh oleh seorang pengecut dan pengkhianat yang namanya tidak layak disebut di sini.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.