Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun yang lalu, 20 Oktober 2019, Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin resmi dilantik jadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru. Pelantikan itu diisi dengan optimisme bahwa Indonesia di masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf akan berkembang dan maju.

Sebelumnya, Pilpres 2019 jadi ajang Jokowi kembali ditantang oleh Prabowo Subianto. Pemilu pun berjalan ketat. Prabowo bahkan sempat mengklaim kemenangan.

Pilpres 2019 dianggap banyak orang mudah ditebak. Kandidat capres yang akan maju tak jauh-jauh dari Jokowi dan Prabowo. Benar saja, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali mencalonkan Jokowi. Sedang Partai Gerindra lagi-lagi menjagokan Ketumnya, Prabowo Subianto.

Keduanya pun mulai mencari pendamping yang tepat. Ragam nama disiapkan. Namun, pilihan masing-masing membawa kejutan. Kubu Jokowi mulainya menjagokan Mahfud MD. Puncaknya mereka memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres.

Kubu Prabowo lebih banyak lagi. Prabowo mulanya sempat mengajak Anies Baswedan, kemudian Ustaz Abdul Somad. Pilihan akhirnya jatuh kepada Sandiaga Uno. Deklarasi pasangan capres-cawapres dilakukan.

Momentum pelantikan Jokowi-Ma'ruf jadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 20 Oktober 2019. (ANTARA)

Deklarasi itu dianggap gong pembuka mesin-mesin partai bekerja. Kampanye mulai disiapkan. masing-masing mulai menciptakan janji program unggulan. Hari yang menentukan pun terjadi pada 7 April 2019. Rakyat Indonesia berbondong-bondong datang ke TPS.

Mereka pun memilih capres dan cawapres sesuai dengan hati nuraninya masing-masing. Hasil via hitungan cepat mengungkap Jokowi-Ma’ruf jadi pemenang. Namun, kemenangan itu disanksi kubu Prabowo-Sandi.

Mereka pun melakukan selebrasi sujud syukur sebagai bentuk menang dalam Pilpres 2019. Prabowo-Sandi tak meyakini lembaga survei. Mereka percaya diri hasil hitungan relawan-relawan membuktikan mereka menang.

Kondisi itu membuat Jokowi dan Prabowo menanti hasil resmi dari KPU saja pada 21 Mei 2019. Hasil itu nyatanya memutuskan bahwa Jokowi-Ma’ruf tampil sebagai pemenang dengan 55,50 persen mengalahkan Prabowo-Sandi yang hanya dapat 44,50 persen suara. Prabowo-Sandi sempat membawa sengketa Pilpres ke MK, tapi ditolak.

"Saya sebagai muslim ingin menutup dengan mengumandangkan takbir dan sesudah itu sujud syukur. Semua kawan ikut membela kita, yang Katolik, Protestan, Hindu, Budha, kami mayoritas ingin mengagungkan Allah SWT. Berdasarkan hasil real count kita sudah menang 62 persen," kata Prabowo saat melakukan selebrasi kemenangan sebagaimana dikutip laman CNN, 17 April 2019.

Status Jokowi-Ma’ruf pun jadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih. Keduanya pun disibukkan dalam menyusun anggota kabinet baru. Bongkar pasang calon menteri dilakukan. Keduanya ingin mewujudkan narasi Indonesia maju.

Pucuk dicinta ulam tiba. Jokowi-Ma’ruf pun akhirnya resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia era 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 20 Oktober 2019.

Pelantikan itu jadi asa baru Jokowi-Ma’ruf membangun Indonesia ke arah lebih baik. Jokowi pun mengajak pemerintah segera meninggal cara dan pemikiran lama. ia menganggap sudah saatnya pemimpin Indonesia mulai mengadopsi cara-cara baru dalam menjalankan birokrasi pemerintahan.

"Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai 7 triliun dolar AS. Indonesia sudah masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana.”

"Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton," imbuh Jokowi dalam pidatonya sebagaimana dikutip laman Sekretariat Negara, 20 Oktober 2019.